Ikut Pilpres Untuk Sampai Tiga Kali, Prabowo: Saya Terus Belajar dari Kekalahan

Ikut Pilpres Untuk Sampai Tiga Kali, Prabowo: Saya Terus Belajar dari Kekalahan

Prabowo Subianto mengaku banyak belajar dari pengalamannya mengikuti Pilpres selama 2 kali sebelum pilpres 2024-TKN Prabowo Gibran-

BOGOR, HARIAN DISWAY - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto mengungkap pelajaran dan hikmah atas kekalahannya saat mengikuti kontestasi Pilpres.

“Saya juga merasa, mungkin, ada maksudnya saya harus kalah dua kali. Biar Prabowo, kau belajar dulu,” ucap Prabowo saat menghadiri acara Konsolidasi Posko Pemilih Prabowo-Gibran (Kopi Pagi) yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu, 16 Desember 2023. 

Namun kini, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut mengaku sudah banyak belajar dan meyakini satu hal. 

“Alhamdulillah saya sudah banyak belajar. Saya sekarang meyakini satu dalil yang sangat penting. Dalil yang saya menyesal tidak belajar sejak saya muda,” kata Prabowo.

BACA JUGA:Prabowo Sapa Ratusan Relawan di Sentul, Ajak Berjoget Gemoy Bersama

Dalil itu, lanjutnya, berbunyi 1.000 kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Artinya, pemimpin-pemimpin Indonesia, seluruh lapisan, sampai dengan relawan-relawan harus bekerja keras untuk mencari kawan, bukan mencari musuh.


Konsolidasi Relawan Prabowo Gibran (Kopi Pagi) di SICC Sentul, Sabtu malam, 16 Desember 2023-TKN Prabowo Gibran-

Mencari musuh, lanjut Prabowo, atau membuat orang tidak suka pada kita itu bukan pekerjaan sulit. 

Namun sebaliknya mencari kawan tidak gampang, bahkan bisa sangat sulit. “Karena itu kita harus akui kepemimpinan, kenegarawanan pemimpin-pemimpin kita. Pak Jokowi walaupun menang mengajak yang dikalahkan bersatu. Ini kenegarawanan. Ini leadership, ini kepemimpinan,” pesan Prabowo.

BACA JUGA:Prabowo Duduk Bersama Ginandjar Kartasasmita, Kenang Masa-Masa Perjuangan Menyelesaikan Persoalan di Papua

Lebih lanjut ia bercerita bagaimana terdapat pemimpin-pemimpin di luar negeri yang mempertanyakan keputusan Prabowo untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi, meski sebelumnya mereka sempat menjadi rival.

"Ya saya jawab, itulah Indonesia. Karena di Indonesia kita punya sifat kekeluargaan. Sifat kita adalah kekeluargaan, kita semua bersaudara. Walaupun suku kita berbeda, walaupun mungkin agama kita berbeda, tetapi hati kita bersaudara. Kita bisa hidup bersama dan ini takdir kita," pungkasnya.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: