SGIE Report

SGIE Report

Ilustrasi debat cawapres. Gibran bertanya kepada Muhaimin soal SGIE. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Belanja umat Islam telah meningkat dari USD 1,62 triliun pada tahun 2012 menjadi USD 2,29 triliun pada satu dekade kemudian. 

BACA JUGA: Harapan Ekonomi Syariah dari Generasi Z

Dalam survei SGIER 2023, terdapat 81 negara yang dijadikan objek penelitian. Malaysia kembali menempati peringkat pertama, diikuti Arab Saudi, Indonesia, dan UEA. Bahrain kembali masuk lima besar sejak 2019/2020. Sementara itu,  Afrika Selatan masuk 15 negara teratas untuk kali pertama.  

Lalu, bagaimana cara menaikkan peringkat Indonesia dalam SGIE? Di antaranya, Indonesia harus memperluas basis ekonomi syariah tidak hanya pada keuangan syariah. Sebab, dalam pemeringkatan, yang digunakan lebih banyak sektor riil, yakni keuangan hanya sebagai supporting

Dari lima sektor riil ekonomi syariah, halal fashion, halal food, halal cosmetics and pharmaceutical, halal tourism, dan halal media and recreation, Indonesia perlu fokus pada sektor tertentu.  

BACA JUGA: Ekonomi Syariah sebagai Sumber Pemulihan

Misalnya, pada makanan halal.  Indonesia harus fokus pada sektor itu karena nilainya mencapai 62 persen dari total global halal market. Tahun 2018, pasar makanan halal mencapai USD 1,3 triliun dan diperkirakan naik sekitar 50 persen pada tahun 2024. Selain itu, halal fashion berkontribusi sekitar 12,5 persen terhadap total pasar halal dunia. 

Untuk mendongkrak makanan halal,  pemerintah perlu serius melaksanakan  UU Jaminan Produk Halal (JPH). Pelaksanaan JPH itu strategis karena  akan mendongkrak posisi Indonesia dari dua indikator GIIE, yaitu makanan dan  kosmetik-obat halal. 

Pengalaman Jordania bisa menjadi pelajaran penting. Peringkatnya naik empat tingkat ke urutan ke-6 pada tahun 2018. Itu disumbang sektor makanan halal yang naik dari urutan ke-11 ke urutan ke-5, hasil dari kenaikan ekspor makanan halal ke negara-negara mayoritas muslim (OIC). 

Dalam laporan Thomson Reuters, kenaikan itu merupakan hasil dari investasi yang hanya USD 16 juta pada industri makanan halal Jordan. Wallahu a’lam. (*)

*) Dosen ekonomi syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, wakil ketua Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Jawa Timur

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: