Serba-serbi Perekrutan Paul Munster di Persebaya

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Persebaya akhirnya menunjuk Paul Munster sebagai pelatih utama. Bersamaan dengan itu,  rumor bahwa Persebaya akan ditangani oleh Uston Nawawi hingga akhir musim terhapus. 

Persebaya sudah menjalani laga tanpa pelatih kepala, sejak 5 pertandingan terakhir. Tepatnya, saat Green Force (sebutan Persebaya) bertamu ke markas PS Barito Putera, 9 November 2023. 

Di laga tersebut, Persebaya ditangani oleh caretaker coach, Uston Nawawi. Legenda hidup Persebaya itu, menukangi Persebaya hingga laga terakhir Liga 1 2023/2024, saat Green Force bertandang melawan Perskabo 1973. 

Dari 5 laga terakhir Persebaya di bawah Uston Nawawi, Persebaya mencatatkan 4 kali imbang dan 1 kali kekalahan. Sehingga merek tak mampu keluar dari bayang-bayang tren buruk. 

Reva Adi cs juga dihantui mimpi buruk zona degradasi, jika mereka terus-terusan bermain tanpa kemenangan. Lebih buruknya lagi, Persebaya memiliki rekor minor di 9 laga terakhir. 

BACA JUGA:Komposisi Kursi Kepelatihan Persebaya Era Paul Munster

BACA JUGA:Siap Hadapi Tekanan Bonek, Paul Munster Beri Jawaban Bijak: Ambil Sisi Positifnya Saja!

Tim yang berasal dari Kota Pahlawan itu, belum mampu meraih tiga angka dari 9 pertandingan terakhir itu. Sehingga banyak rumor yang bermunculan tentang Persebaya yang mencari pelatih baru.

Pelatih baru Persebaya, Paul Munster berdiskusi dengan asisten pelatih Uston Nawawi, 4 Januari 2024-Instagram @officialpersebaya -

Sudah ada dua nama yang menjadi target manajemen Persebaya, yakni Bernardo Tavares (pelatih PSM Makassar) dan Paul Munster (eks pelatih Bhayangkara FC).

Namun, nama Paul Munster-lah yang terpilih, untuk menukangi Persebaya.  Direktur Operasional Persebaya,Chandra Wahyudi menerangkan situasinya.

BACA JUGA:Datang Bersama Pacar, Paul Munster Ucap Kata Romantis: Dia Suporter Nomor 1 Saya!

BACA JUGA:Target Paul Munster bersama Persebaya dan Skenario Kebangkitan

"Karena secara regulasi, Coach Uston kan enggak bisa. Jadi harus mencari yang sesuai dengan regulasi," jelas Chandra Wahyudi. 

Sumber: