Eksplorasi Masa Muda, Problematika Remaja dalam Karya Atya Ifadah
Eksplorasi masa muda, Problematika remaja dalam karya Atya Ifadah--
BACA JUGA:Spiritualitas Karyono dalam Lukisan: Hati Penuntun Segala
Seperti lewat lukisannya berjudul Meja Perjamuan. Dalam lukisan itu terdapat empat perempuan yang saling berhadapan di meja makan. Mereka hendak menikmati segala hidangan yang tersaji.
Awalnya, Atya hanya mengungkapkan tema tentang berkumpulnya para perempuan dalam kehangatan. Namun, Amdo justru meminta lebih dari itu. "’Jadikan karyamu bermakna tentang persatuan dalam keberagaman’. Begitu saran Pak Amdo. Bagaimana bentuknya? Pak Amdo memberitahu saya," ujarnya.
Lukisan Meja Perjamuan karya Atya Ifadah --
Amdo menyarankan agar pakaian empat perempuan itu dibuat berbeda. Salah seorang mengenakan pakaian adat dari Sumatera. Seorang lagi mengenakan bawahan dengan motif batik. Lainnya memakai pakaian Eropa.
Hidangannya pun dibuat beragam. Ada roti, jajan pasar, serta minuman tradisional. Atya menjalankan usulan Amdo itu, dan justru membuat pesannya lebih mengena. Meja Perjamuan yang menjamu semua tamu dari berbagai tradisi. Pesan kebinekaan.
Ke depan, perupa remaja yang tinggal di kawasan Jabon, Sidoarjo, itu mungkin bisa lebih bermain dengan eksplorasi. Seperti memasukkan unsur-unsur ornamentik atau detail ala Amdo pada karyanya.
BACA JUGA: Pameran Lukisan oleh Komunitas Art Continuous: Sebuah Implementasi Lain Pahlawan
Paduan antara gaya etnik Amdo dengan realisme Atya tentu menghasilkan gaya yang berbeda. Gaya yang unik yang bisa saja kelak melekat dalam citra diri Atya. Dia mengamini hal itu. "Proses belajar saya belum selesai. Perlu lebih banyak melakukan penggalian. Saya akan belajar pula pada pelukis-pelukis lainnya," ujarnya.
Sosok Atya seperti gambaran lukisan berjudul Self Potrait. Lukisan tentang dirinya. Dia seperti remaja pada umumnya yang dipenuhi keceriaan. Burung-burung terbang di sisinya. Atya memiliki kebebasan pada dirinya, seperti tampak pada mahkota di kepalanya.
Ornamen-ornamen ada di sisi kanan dan kiri. Gambaran bahwa jalan Atya masih panjang. Selama keceriaan itu masih terjaga dan kreativitas itu masih menyala, maka eksplorasi-eksplorasi selanjutnya pun masih akan terbuka. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas Nugraha)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: