Puja Bakti Umat Buddha di Grand City Surabaya, Dipimpin Banthe Kittichai

Puja Bakti Umat Buddha di Grand City Surabaya, Dipimpin Banthe Kittichai

Puja Bakti Umat Buddha, Dipimpin Banthe Kittichai. Banthe Kittichai memimpin Puja Bakti yang diselenggarakan oleh Paguyuban Cetiya Buddha Dhamma Sangha Lotus di Grand City, pada 8 Januari 2024.-Julian Romadhon-

SURABAYA, HARIAN DISWAY - Paguyuban Cetiya Buddha Dhamma Sangha Lotus menggelar puja bakti di Grand City Mall Surabaya. Itu merupakan ibadah pertama kali yang digelar di luar tempat ibadah mereka di Jalan Pandegiling, Surabaya.

Puja Bakti digelar pada Senin, 8 Januari 2024. Puluhan umat Buddha berkumpul di ruang lantai 3 Grand City Surabaya. Sebelum melaksanakan ibadah, terdapat pementasan barongsai dari kelompok Barongsai Lima Naga, yang bermarkas di Jalan Karet.

Dua barongsai dimainkan. Setelahnya, para umat duduk, bersiap untuk berdoa. Puja Bakti hari itu dipimpin oleh Banthe Kittichai Suvaco Mahathera, dari Sangha Dhammaduta Indonesia. Ia didampingi para pendamping ibadah, menyalakan lilin dalam altar. 

BACA JUGA:Ibadah Ulang Tahun Yao Chi Jin Mu Perkumpulan Cetiya Buddha Dhamma Sangha Lotus

Puja Bakti Umat Buddha, Dipimpin Banthe Kittichai. Salah seorang umat Buddha membelai barongsai yang tampil dalam Puja Bakti, 8 Januari 2024 di Grand City Surabaya.-Julian Romadhon-

Di altar tersebut terdapat tiga rupang Buddha. Di kanan-kirinya bunga mawar dengan warnanya yang merekah. Hanadi Soehardjo Hartono, penasihat Lotus, berdampingan dengan Purwohadi Kahar. Ia memegang mu yi, atau alat ritmis untuk mengatur ritme bacaan doa.

"Mari bersikap anjali. Fokuskan pikiran kita pada Sang Hyang Buddha," ujarnya, diikuti para umat. Mereka mengatupkan kedua tangan dan meletakkannya di dada. Bacaan pertama adalah ayat Ta Pei Co

Percikan air suci dari tangkai Yang Liu memenuhi alam semesta. Dengan delapan kebajikan yang sempurna, memberkati Dewa dan manusia. Berkah usia panjang dan rezeki pun bertambah banyak..

Begitulah kutipan ayat Ta Pei Co, yang dibacakan dalam Bahasa Mandarin. Itu bermanfaat untuk membuat hati lebih tenang, dan dapat mengurangi karma buruk yang diperbuat manusia pada masa lampau.

BACA JUGA:Menyiram Rupang Buddha Kecil sebagai Lambang Pembersihan Diri dan Kesucian Batin

Puja Bakti Umat Buddha, Dipimpin Banthe Kittichai. Banthe Kittichai dari Sangha Dhammaduta Indonesia memimpin ibadah Puja Bakti oleh Paguyuban Cetiya Buddha Dhamma Sangha Lotus.-Julian Romadhon-

"Dalam agama Buddha, perbuatan yang kita lakukan dalam kehidupan lampau, akan tetap ditanggung dalam kehidupan sekarang. Konsep tabur tuai. Maka karma buruk selayaknya dihilangkan melalui doa," ujar Kahar.

Puja Bakti hari itu dihadiri oleh para pemuda dari Young Buddhist Association. Hadir pula Satimin Spd, Ketua Pembimbing Masyarakat Buddha Jawa Timur. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya moderasi beragama. 

"Maka dengan umat yang lain harus rukun. Pun dengan umat seagama. Karena saat ini moderasi beragama sangat penting. Demi meningkatkan persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa," ungkapnya.

BACA JUGA:Doa Membubung untuk Yang Berpulang, Umat Buddha Mahayana gelar Upacara Qing Ming

Ia pun menyebut bahwa agama Buddha sangat luas. Apa yang diketahui saat ini hanyalah sebutir pasir dalam padang yang luas. "Terus belajar memahami agama. Fokus. Sebab, ajaran Sang Buddha perlu digali mendalam, dan tak ada habisnya," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: