Prabowo soal Hilirisasi: Saya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Bisa Dua Digit!

Prabowo soal Hilirisasi: Saya Optimis Pertumbuhan Ekonomi Bisa Dua Digit!

Capres Prabowo Subianto.--

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menekankan pentingnya hilirisasi dalam memberi nilai tambah ke negara. Menurutnya, jika hilirisasi konsisten dilakukan, bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia menyentuh dua digit.

"Saya kok optimis pertumbuhan ekonomi kita jangan-jangan bisa 2 angka. Bisa dua digit. Saya sudah hitung, saya dibantu tim pakar yang hebat-hebat. Yang hitung mereka, saya hanya hafal, hanya ngomong. Tapi bukan omon-omon kosong," katanya dalam Dialog Bersama Kadin di Djakarta Theater, Jakarta, Jumat, 12 Januari 2024.

Setidaknya ada 21 komoditas yang perlu dilakukan hilirisasi. Meski tidak memberi rincian, ia mencontohkan salah satunya adalah hilirisasi komoditas bauksit.  Prabowo menyebut nilai tambah dari bauksit bisa berlipat hingga ratusan persen lewat hilirisasi. Misalnya dengan mengolah bahan mentah bauksit jadi alumina lalu menjadi alumunium. 

BACA JUGA:Usai Mendapat Skor 11, Prabowo Bertanya ke Pengusaha: Berapa Nilai Saya?

BACA JUGA:Dialog Capres Bersama Kadin, Prabowo Jelaskan Alasan Anak Muda Tak Ingin Jadi Petani

"Contoh bauksit, bahan untuk alumina, diolah dari bauksit ke alumina naiknya sudah sekian ratus persen. Dari alumina diolah lagi jadi aluminium, naik lagi sekian ratus persen," tambahnya.  Aluminium, kata dia, merupakan bahan yang digunakan pada mobil, motor, TV, hingga pesawat terbang.

Menurutnya, Indonesia tidak boleh lagi melakukan ekspor bahan mentah, lalu mengimpor produk jadi dari luar negeri.  "Jadi satu bahan saja kita selama ini memberi dengan harga murah, kita jual gelondongan, kita impor mobil, ini tidak bisa lagi. Jadi targetnya saya, Jawa hilirisasi di 21 komoditas," bebernya. 

Pada kesempatan itu, ia juga menyinggung potensi hilirisasi rumput laut. Prabowo menyatakan rumput laut bisa dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk dan BBM. Industrinya pun tidak terlalu mahal dan sudah dikembangkan di Bali. (*)  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: