Politisasi Bansos
Ilustrasi bansos.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
BUKAN jalan tol. Juga bukan IKN, ibu kota baru yang sedang dikebut itu. Tapi, bansoslah yang membuat masyarakat puas dengan pemerintahan Jokowi.
Survei Indikator Politik menyebutkan, 76,2 persen masyarakat puas atas kinerja Jokowi. Rupanya, masyarakat senang karena kucuran bansos (bantuan sosial) yang mencapai 33,6 persen. Tertinggi.
Infrastruktur yang dianggap sebagai program andalan Jokowi, termasuk pembangunan jalan tol, jembatan, dan bendungan, meraih 25,1 persen.
BACA JUGA: Bansos Nganggur
Itu adalah survei terakhir yang berbicara kepuasan publik pada 23 November–1 Desember 2023.
Padahal, Jokowi dulu dikenal menolak BLT yang menjadi bagian bansos itu. Di awal maju Pilpres 2014, ia mengkritik model BLT gaya pemerintahan SBY. Menurutnya, bantuan harus yang bisa membuat rakyat produktif.
Namun, kini Jokowi membuat hujan bansos dengan segala variannya. Termasuk BLT dan bagi-bagi beras.
Efek guyuran bansos tentu menguntungkan capres yang identik dengan calon yang disokong Jokowi: Menhan Prabowo Subianto dan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Hampir semua survei menempatkan elektabilitas pasangan nomor urut 2 itu teratas, rata-rata 40 persen.
BACA JUGA: Gibran Respons 'Serangan Bansos Sampai Tingkat RT': Nggak Ada!
”Tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran karena tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pak Jokowi,’’ kata peneliti Indo Barometer M. Qodari.
Jokowi membuat bansos seperti guyuran hujan sejak pertengahan tahun lalu. Maret–Mei 2023 menggelontorkan bantuan beras senilai Rp 7,9 triliun. September–November mengeluarkan Rp 8 triliun untuk bagi-bagi. Desember kembali mengguyur beras senilai 2,7 triliun. Hingga total berasnya mencapai 18,6 triliun.
Belum selesai. Masih ada paket BLT el nino, yakni bagi-bagi uang tunai Rp 200 ribu per bulan. Era November–Desember mengucur Rp 7,52 triliun untuk menyasar 18,8 juta penerima.
BACA JUGA: Polres Blitar Salurkan Bansos Bagi Anak Penderita Atresia
Pada periode bansos dan BLT September hingga November 2023 itu, para politikus sedang sibuk-sibuknya membangun koalisi capres. Juga, ribut-ributnya pendaftaran capres yang diwarnai putusan pro-kontra MK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: