Menyingkap Situs Petirtaan Lereng Penanggungan (8): Terancam Runtuh

Menyingkap Situs Petirtaan Lereng Penanggungan (8): Terancam Runtuh

Arca raksasa memakan bulan, dan di sampingnya adalah lingga. Membuktikan bahwa Petirtaan Belahan adalah situs Siwa.-Ahmad Rijaluddin-

Kalakirtimukha bukan simbol keburukan. Melainkan lambang kejayaan dan kemenangan. Sehingga jika ditempatkan sebagai jaladwara, maka air yang mengalir darinya memancarkan kesucian.

Semakin memperkuat kecenderungan Siwaistis, adalah adanya lingga yang berdiri di sebelah arca Kirtimukha tersebut. Lingga merupakan simbol dari Siwa, yang dianggap sebagai dewa tertinggi, pelebur alam semesta.

Namun, di balik segala keindahan dan misterinya, situs Petirtaan Belahan menyimpan ironi. Kondisi struktur bangunan itu telah rapuh. Ki Bagong bersama Astono menunjukkan posisi retakan itu di dinding bagian belakang. 

Bata-batanya menonjol. Beberapa bagian tak lagi rata. Bahkan terdapat garis retakan disana-sini. "Di beberapa titik di Penanggungan ada aktivitas pertambangan. Dulu banyak truk pengangkut material yang lewat di depan situs ini," ujar Ki Bagong. 

Truk bermaterial berat yang lewat, tentu menimbulkan getaran. Getaran itulah yang perlahan-lahan merusak konstruksi candi. "Sebenarnya jalan untuk truk sudah ada. Lokasinya di belakang bukit tempat situs ini. Melintang hingga turun ke bawah," ujar Astono. Namun, kadang masih saja ada satu-dua truk yang memilih jalan depan situs.
Bagian tengah situs yang disentuh oleh pengunjung berbaju merah itu sebenarnya terdapat arca. Arca raksasa memakan bulan lebih pas ditempatkan di bagian tengah tersebut. -Ahmad Rijaluddin-

Ki Bagong bersama FPK Jatim pun telah mengusulkan untuk dibangun jalan alternatif kedua. Posisinya menurun, ditempatkan di perbukitan di tempat yang agak jauh dari Belahan. "Kami sangat berharap agar kelak tidak ada lagi truk yang lewat di depan situs," ungkapnya. Dengan kata lain, jalan di depan situs tidak boleh diakses truk tambang.

Sangat disayangkan apabila di kemudian hari situs itu runtuh. Maka tidak akan ada lagi jejak Petirtaan Majapahit yang dibangun di lokasi paling sakral di tanah Jawa: Gunung Penanggungan. Dengan demikian perlu adanya perhatian dari pemerintah setempat, atau dari pihak-pihak yang menangani cagar budaya.

BACA JUGA: Menyingkap Situs Petirtaan Lereng Penanggungan (9): Danau Atrisandyabrata Siwa

Sebab dari jalinan bata, dari air yang memancar melalui dua arca jaladwara, tak hanya memunculkan keindahan. Tapi juga sejarah silam. Sejarah yang dibangun leluhur sebagai jejak peradaban besar masa lalu.

Karena orang yang tidak mengetahui sejarah dan budaya masa lalu, bahkan tidak meminatinya, maka dia akan terasing dari diri dan lingkungannya. (Guruh Dimas Nugraha)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: