Fahri Hamzah Tanggapi Isu Koalisi Anies dan Ganjar: Niat Nyalon Tidak Kuat Sejak Awal
Fahri Hamzah Janji Akan Dobrak Sistem yang Menyimpang--Instagram/@fahrihamzah
Fahri menyebut bahwa keberadaan PDIP dan PKS sendiri merupakan kutub ekstrem dari polarisasi politik yang terjadi di Indonesia.
Oleh karena itu, dalam desain rekonsiliasi Prabowo dan Jokowi justru ingin menghilangkan pembatas kutub ekstrem tersebut.
Dengan bergabungnya Prabowo ke Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Jokowi, masyarakat Indonesia dapat menerima dengan baik, sehingga terjadi kecenderungan rakyat akhirnya memilih pasangan nomor 02 untuk menghilangkan kutub-kutub ekstrem tersebut.
BACA JUGA:Sebulan Jelang Coblosan, Projo dan TKD Jatim Optimistis Prabowo - Gibran Satu Putaran
“Alhamdulillah ternyata ini makin lama makin membesar. Karena ada kesadaran rakyat menghilangkan ekstrem dari pemilu lama itu. Tapi rupanya mereka enggak mau kalah, mereka mengabaikan fakta pada dasarnya mereka tidak bisa disatukan. Itulah sebabnya sumbernya itu bukan konsep dan agenda nasional untuk kepentingan bangsa, dasarnya muncul hanya karena kemarahan-kemarahan dan kekecewaan akhirnya mereka gampang sekali bergabung menghilangkan konsep kehadirannya,” jelas Fahri.
Fahri Hamzah menambahkan, jika Prabowo dan Jokowi memiliki konsep yang matang tentang menuju rekonsiliasi dalam penyatuan kabinet. Sementara koalisi Anies-Ganjar dinilai sebagai pihak yang bergabung karena kecewa.
“Artinya dasar munculnya ini enggak kuat. Terus ngapain menjadi yang berbeda,” sambungnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: