Relawan Pemenangan AMIN Jabar Tancap Gas Jemput Kemenangan

Relawan Pemenangan AMIN Jabar Tancap Gas Jemput Kemenangan

Capres Anies Baswedan berkampanye di Bekasi, Jawa Barat.-Antara-

HARIAN DISWAY - Menjelang berakhirnya masa kampanye Pilpres 2024, Tim Pemenangan AMIN wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan semakin tancap gas. Mereka mengadakan konsolidasi akbar. 

“Agenda penting hari ini adalah menyamakan langkah dan memperkuat tekad untuk kemenangan AMIN dan partai pengusung di wilayah Ciayumajakuning”, kata Kang Jamil dari DPC PKB Cirebon yang menjadi motor penggerak konsolidasi ini.

Konsolidasi bertempat di Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2 Cirebon. Acara dihadiri oleh  para relawan dari AMIN, para pengurus partai pengusung, para pengasuh pesantren, dan para tokoh masyarakat. Lebih dari 600 orang memadati area pesantren yang bernuansa etnik Indonesiai tu.

Agenda konsolidasi berlangsung dari jam 10.00 hingga 15.00. Untuk tujuan konsolidasi, panitia menyiapkan pembekalan strategi, mental, dan spiritual yang langsung diberikan oleh Penasihat Timnas AMIN yang juga Pengasuh Pesantren VIP Bina Insan Mulia 2, KH Imam Jazuli, Lc., MA.

Di hadapan hadirin, Kiai Imam Jazuli menyampaikan poin-poin penting terkait strategi pemenangan. Beliau mengajak relawan untuk turun langsung ke rakyat, mengangkat keunggulan pasangan AMIN dari sisi identitas dan agenda perubahan yang diperjuangkan, dan pentingnya memahamkan rakyat mengenai masalah Indonesia dan bahayanya apabila perubahan tidak terjadi sehingga masyarakat perlu AMIN sebagai jawabannya.

BACA JUGA:Kokohkan Militansi Relawan Amin, Kiai Imjaz Serukan Politik Identitas

BACA JUGA:Rakyat Cilacap hingga Banyumas Mantap Berada di Gerbong Perubahan di Pilpres 2024 bersama Anies

Kepada relawan PKB, beliau berpesan khusus terkait gerakan NU struktural (jajaran PBNU) yang mengajak warga warga NU kultural (masyarakat) agar menjauh dari PKB untuk mendekat ke Paslon 02. 

“Tidak usah dihiraukan karena usaha mereka pengaruhnya hanya nol, nol, koma untuk Pilpres. Tahun 2004, Pak Hasyim jadi wakil Mega, hasilnya tetap kalah, padahal sudah mengerahkan seluruh infrastruktur PBNU. Perolehan suaranya hanya 31.569 juta suara, padahal suara PDIP di tahun 1999 sudah 35.62 juta suara. Karena itu, fokus untuk mendekati NU kultural. Mereka ideologis, sedangkan NU struktural lebih pragmatis,” tegasnya.

Acara dilanjutkan setelah Ishoma untuk menyimak pemaparan dan diskusi dari tiga narasumber yang dihadirkan. Yaitu Dr. HC. Ubaydillah Anwar selaku Direktur Eksekutif Sekolah Politik Bina Insan Mulia, Kang Lutfi selaku Ketua DPRD Cirebon dari PKB, dan Sadaruddin Parapat selaku Ketua Bawaslu Cirebon.

Ubaydillah menyampaikan agar semua relawan segera memeras prioritas dan target mengenai apa yang akan dicapai, menghadirkan kontras untuk memperkuat alasan masyarakat memilih AMIN sebagai jawaban perubahan.  “Tanpa prioritas dan target, apa yang kita bahas di sini hanya menjadi wacana yang akan segera kita lupakan setelah kita buka WA kita masing-masing,” paparnya.

BACA JUGA:Kebijakan Pendidikan Umum dengan Pendidikan Agama di Mata Anies Setara

BACA JUGA:Tip Memilih Presiden ala Anies: sebagai Pengambil Keputusan, Pemimpin harus Autentik daripada Kosmetik!

Selain itu, memainkan politik identitas juga sangan penting. Ubaydillah mengajak hadirin untuk membedakan mana politik identitas yang dihalalkan bahkan diharuskan dan politik identitas yang diharamkan. “Ketika Rasulullah SAW menggalang kekuatan di Madinah untuk memerangi kejahatan, kecurangan, dan kelakuan yang bertentangan dengan peradaban, yang beliau lakukan adalah mengangkat panji identitas dari berbagai kelompok agar berada di gerbong politik yang sama,” jelasnya untuk memahamkan hadirin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: