Imin, Khofifah, dan Ipul
ILustrasi tiga serangkai, Khofifah, Imin, dan Ipul. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Dua politikus itu mewakili kubu Islam modernis yang berseberangan secara ideologis dengan Gus Dur yang menjadi representasi Islam tradisional. Pragmatisme politik yang kental di era awal reformasi menjadikan dua kubu ala minyak dan air itu bersatu untuk menahan Megawati dari kubu nasionalis merah menjadi presiden.
BACA JUGA: Panas! Perdebatan Gus Ipul dan Gus Nadir Soal Netralitas PBNU di Pilpres 2024
BACA JUGA :Gus Ipul Jawab Gus Nadir Soal Mobilisasi Nahdliyin di Pilpres: Jangan Salahkan PBNU
BACA JUGA: Gus Yahya: Pernyataan Gus Ipul Soal Pilpres Bukan Representasi Resmi NU
Koalisi semu ala kucing dan tikus itu short-lived, seumur jagung, dan ambruk dalam tempo dua tahun. Gus Dur dimakzulkan Amien Rais dan Akbar Tandjung. Polarisasi politik Islam tradisional dan Islam modernis pun kembali menganga.
Sekarang, dua dasawarsa setelah peristiwa Gus Dur, tiga politikus protege Gus Dur itu sedang bertarung di kancah Pemilihan Presiden 2024 dengan peran yang berbeda-beda.
Khofifah dan Ipul –sepertinya– berada pada kubu yang sama, sedangakn Imin berada pada kubu seberang yang berlawanan secara langsung.
Khofifah secara terbuka mendukung pasangan Prabowo-Gibran. Hal itu menempatkan dia pada posisi vis-a-vis, ’berhadapan langsung’, dengan Imin.
Sebagian pendukung Gus Dur masih menyimpan dendam kepada Imin karena dianggap mengudeta Gus Dur dari kepemimpinan PKB. Konflik paman vs keponakan itu menjadi konflik politik paling panjang sekaligus paling misterius di Indonesia.
Secara legal Imin menjadi ketua PKB yang sah, tetapi secara ideologis pendukung Gus Dur mengganggap Imin sudah melenceng dari khitah PKB.
Manuver Gus Dur yang maverick sekarang ini ditiru Imin. Koalisinya dengan Anies Baswedan menjadi bukti langkah politik maverick yang diwarisi Imin dari Gus Dur.
Menurut kalkulasi politik normal, Gus Dur tidak mungkin berkoalisi dengan Amien Rais. Namun, politik maverick Gus Dur memungkinkannya berkoalisi dengan Amien Rais.
Imin juga demikian. Koalisinya dengan Anies dianggap mustahil atau setidaknya tidak mungkin. Ternyata Imin bisa bergabung dengan Anies dan PKB berkoalisi dengan PKS. Koalisi kucing-tikus dan minyak-air terulang seperti sebuah deja vu.
Koalisi Amin (Anies-Imin) menyatukan dua arus Islam politik tradisional dan Islam modern menjadi satu. Sebagaimana pada era Gus Dur, publik belum tahu seberapa lama koalisi itu bertahan. Publik juga menunggu akankah koalisi tersebut bisa mengalahkan koalisi besar pengusung Prabowo-Gibran yang didukung secara terbuka oleh Jokowi.
Jokowi mempergunakan segala jurus dan resource yang dipunyai untuk membendung gelombang Amin. Pertempuran paling keras akan terjadi di Jawa Timur, dan itu berarti pertarungan trio protege Gus Dur akan berlangsung terbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: