Jelang Debat Pilpres Terakhir Bertema Kesehatan, Ini 10 Rekomendasi Pakar Terkait Penanganan Stunting di Tanah Air

Jelang Debat Pilpres Terakhir Bertema Kesehatan, Ini 10 Rekomendasi Pakar Terkait Penanganan Stunting di Tanah Air

Prof Tjandra Yoga Aditama memaparkan beberapa rekomendasi penanganan stunting jelang debat kelima Pilpres 2024-Prof Tjandra Yoga for Harian Disway-

JAKARTA, HARIAN DISWAY - Debat kelima antar calon presiden pada gelaran Pilpres 2024 akan dilaksanakan pada 4 Februari mendatang. Hanya 10 hari menjelang pemungutan suara pada 14 Februari. 

Debat ini akan menjadi panggung terakhir yang mempertemukan 3 calon presiden yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo

Debat ini akan mengambil tema kesejahteraan sosial, kebudayaan, pendidikan, teknologi informasi, kesehatan, ketenagakerjaan, sumber daya manusia, dan inklusi.

Pakar kesehatan Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan ada banyak hal dalam segi kesehatan yang bisa diangkat dalam debat kelima nanti. Salah satunya adalah masalah gizi

BACA JUGA:Bukan Susu untuk Atasi Stunting, Anies Tegaskan bahwa Prioritasnya adalah Nutrisi yang Sehat

Indonesia sendiri kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) tersebut masih menghadapi berbagai masalah gizi, baik berbagai jenis kekurangan maupun pada sebagian kasus juga terjadi obesitas. 

“Salah satu jenis kekurangan gizi yang banyak dibicarakan adalah stunting, yaitu gangguan dimana tinggi badan tidak sesuai dengan umur,” kata Tjandra pada Sabtu, 27 Januari 2023.  


Stunting-Sejumlah Puskesmas dan RSUD dilengkapi alat kesehatan pencegah stunting-Kemenkes

Stunting juga menjadi perhatian para pimpinan politik dan menurutnya hampir pasti akan disinggung juga pada debat 4 Februari mendatang.

Dari berbagai publikasi WHO dan UNICEF, maka setidaknya ada 10 rekomendasi yang dapat dan perlu dilakukan oleh suatu negara dalam mengendalikan stunting di negaranya, termasuk juga tentunya di negara kita. 

BACA JUGA:PLN UIP JBTB Optimalkan Kader Surabaya Hebat Dalam Penurunan Stunting

Enam rekomendasi pertama kata Tjandra adalah yang bersifat langsung di kesehatan di lapangan, sementara  rekomendasi-rekomendasi selanjutnya merupakan hal yang harus tersedia agar program kesehatan penanganan stunting berjalan baik.

  1. Memperbaiki data dan pemahaman tentang stunting serta meningkatkan cakupan program pencegahannya.
  2. Menetapkan kebijakan serta memperkuat intervensi tentang kesehatan dan gizi maternal, mulai dari sejak remaja putri
  3. Mengimplementasi intervensi untuk penerapan ASI eksklusif dan kebijakan penyertanya
  4. Memperkuat intervensi di masyarakat (community-based intervention), termasuk kegiatan higiene, sanitasi dan penyediaan air (water,  sanitation and hygiene – WASH), melindungi anak dari penyakit diare, malaria, kecacingan serta gangguan lingkungan yang menyebabkan infeksi subklinis
  5. Memperbaiki dan memperluan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di seluruh pelosok negeri
  6. Ketersediaan anggaran kesehatan yang memadai, tentu termasuk untuk penanggulangan stunting dari hulu ke hilir
  7. Menjamin pasokan rantai pangan agar tersedia dan terjangkau oleh masyarakat di berbagai daerah, dari pertanian sampai ke piring masyarakat (from farm to plate)
  8. Meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga untuk membeli bahan makanan yang diperlukan (purchasing power)
  9. Menjamin tingkat pendidikan remaja putri dan kaum wanita
  10. Komitmen dan kepemimpinan politik (political leadership) yang berpihak pada kesehatan, khususnya pada kegiatan promotif dan preventif tanpa meninggalkan kegiatan kuratif rehabilitatif.

Semua rekomendasi diatas kata Tjandra juga didukung oleh peran serta aktif masyarakat madani dan kita semua.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: