Rapat Akbar AMIN di Slawi: Anies-Muhaimin Berkomitmen Berantas Mafia Pupuk untuk Kesejahteraan Petani

Rapat Akbar AMIN di Slawi: Anies-Muhaimin Berkomitmen Berantas Mafia Pupuk untuk Kesejahteraan Petani

Anies Muhaimin saat kampanye akbar di Tegal.-Timnas AMIN-

TEGAL, HARIAN DISWAY - Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, menegaskan komitmen mereka untuk memperbaiki tata niaga pangan guna meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas harga pangan.

Hal itu disampaikan dalam Rapat Akbar Slawi di Lapangan Pendawa Seimbang, Tegal, pada Selasa, 30 Januari 2024.

Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, menyampaikan fokusnya terhadap kesejahteraan petani di kawasan rural seperti Tegal.

Dalam orasinya, Anies menekankan perlunya memperbaiki tata niaga pangan agar petani dapat meraih kesejahteraan dan harga pangan tetap stabil.

"Kami bersama-sama berkomitmen memperbaiki tata niaga pangan supaya petani makmur juga harga pangan murah sehingga dapat dua-duanya," ujar Anies.

Anies juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketidaksetaraan harga gabah dan beras, serta dugaan adanya praktik mafia dan tengkulak penimbun.

Dengan tegas, ia menanyakan apakah hal tersebut dapat dibiarkan atau harus segera diatasi.

BACA JUGA:Hadapi Tantangan Internasional, Anies Dinilai Paling Siap Jadi Pemimpin Masa Depan

BACA JUGA:Dibandingkan Dua Capres, Anies Dinilai Paling Berpikiran Internasional

"Sudah hilang ke mana? Gabahnya murah, tapi berasnya mahal. Ada mafia, ada tengkulak penimbun, apakah mereka boleh dibiarkan? Apakah itu boleh diteruskan?," tanya Anies kepada ribuan masyarakat yang memadati lapangan.

Mendapat dukungan serentak dari massa yang hadir, Anies menyatakan perlunya perubahan dan berjanji untuk mendorong gerakan perubahan tersebut.

Di sisi lain, Muhaimin Iskandar, atau yang akrab disapa Gus Imin, juga menyoroti permasalahan dalam sektor pertanian.

Gus Imin menekankan perlunya perhatian lebih dari negara terhadap petani, terutama mengingat 10 tahun terakhir petani mengalami kesulitan, termasuk dalam akses mendapatkan pupuk.

"Sepuluh tahun petani kita diabaikan, ini tidak boleh diteruskan. Kita butuh perubahan," tegas Gus Imin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: