Alasan Jaleswari Pramodhawardani Mundur dari KSP, Tak Ingin Jadi Beban Politik Presiden

Alasan Jaleswari Pramodhawardani Mundur dari KSP, Tak Ingin Jadi Beban Politik Presiden

Alasan Jaleswari Pramodhawardani mundur dari KSP, karena tak ingin menjadi beban politik Presiden.--instagram @jaleswaripramodhawardani

HARIAN DISWAY - Jaleswari Pramodhawardani memutuskan untuk mengakhiri perannyi sebagai deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) RI. Keputusan itu dinyatakan langsung olehnyi pada 1 Februari 2024, menandai akhir dari dedikasinyi dalam menjalankan tugas di lingkungan Kepresidenan.

Tahun 2016 Jaleswari Pramodhawardani dipercaya sebagai staf khusus KSP. Dalam waktu singkat, dia meraih posisi deputi V KSP menggantikan Mayor Jenderal TNI Andogo Wiradi yang mutasi menjadi koordinator staf ahli panglima TNI.

Hingga pada 2024 ini, Jaleswari Pramodhawardani mengumumkan mundur dari jabatannyi. Pemberitahuan tersebut mengemuka setelah Mahfud MD, menteri koordinator bidang politik, hukum, dan keamanan (menko polhukam), mengambil langkah serupa. 

BACA JUGA: Gus Muhdlor Kerahkan 30 Ribu Santri Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran

Keputusan Jaleswari sejalan dengan para pendukung yang tergabung dalam Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, menunjukkan solidaritas yang mendalam di tengah dinamika politik tanah air.

Dalam pernyataan tertulisnyi pada Rabu, 31 Januari 2024, Jaleswari menjelaskan secara terperinci mengenai alasannyi mundur.

Proses pengunduran diri itu telah diajukan kepada Kepala KSP Moeldoko sebagai langkah formal dalam melepaskan tanggung jawabnyi di tingkat deputi V KSP.

Alasan utama yang diungkapkan Jaleswari adalah keterlibatannyi dalam pilihan politik yang dianggapnyi perlu ditegakkan dengan teguh.

BACA JUGA: Respons Ganjar Pranowo Soal Pengganti Mahfud MD di Kabinet Jokowi

Dia mengakui sepenuhnya bahwa sebagai seorang pejabat pemerintah, etika dan keyakinan pribadi harus dipertahankan. 

"Adapun alasan pengunduran diri saya yang didasari pada etika dan keyakinan yang saya harus pegang. Dalam hal ini, saya menyadari penuh bahwa saya perlu menghindari situasi ketika saya dapat dipersepsikan sebagai beban politik bagi Bapak Presiden maupun lembaga kepresidenan secara umum dikarenakan pilihan politik pribadi saya," ujar Dani, sapaan akrabnyi.

Dani, dengan kesadaran penuh terhadap prinsip netralitas yang harus dipegang oleh pegawai pemerintah, memutuskan untuk melepas jabatannyi demi menjaga tingkat profesionalisme yang tinggi.

BACA JUGA: Mahfud MD Mundur, Siap Tinggalkan Gaji dan Tunjangan Segini

Dalam konteks tahun politik ini, dia menyampaikan pemahamannyi terhadap kebutuhan publik akan netralitas dan profesionalisme pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: