Julius, Perajin Barongsai yang Banjir Orderan Jelang Imlek 2024

Julius, Perajin Barongsai yang Banjir Orderan Jelang Imlek 2024

Pewarnaan kepala barongsai yang menentukan kuwalitas detail penggarapan dari pengrajin barongsai.-Boy Slamet-


Yulius melakukan pengerjaan pembuatan kepala barongsai di kawasan Candi Sidoarjo.-Boy Slamet-

"Jadi tahun 2000, papa beli Barongsai. 2000-2005 itu dipakai, aktif main, lalu kerangkanya banyak yang rusak. Dari situ coba-coba reparasi dan sampai sekarang menjadi pekerjaan sampingan," ungkap pelatih barongsai SMK Negeri 1 Krian.

Satu barongsai buatan Julius dibanderol Rp 3 juta untuk yang berbahan bulu sintetis. Sedangkan yang berbahan bulu domba asli dibanderol Rp 4 juta - Rp 5 juta. Harga bulu domba lebih mahal karena bisa lebih 'hidup’ saat barongsai beratraksi. Sementara kualitas bulu sintetis lebih kaku dan tidak luwes.

Selain itu, harga juga dipengaruhi oleh ukuran barongsai yang dipesan. Ada tiga variasi ukuran yang ditawarkan oleh Julius kepada para pelanggannya. Yakni barongsai berdiameter 100 cm, diameter 125 cm, dan diameter 130 cm. 

Untuk pertunjukan barongsai pada umumnya, menggunakan ukuran diameter 130 cm.

Dalam hal belanja kebutuhan bahan produksi, Julius mengaku sudah tidak merasa kesulitan. Sebab, terbantu dengan adanya teknologi bernama marketplace. Untuk bahan bulu domba dan bulu sintetis, Julius impor dari negara tetangga Malaysia. 

Satu ekor bulu domba asli Ia beli dengan harga Rp 1,5 juta. Sedangkan bulu sintetis mereka menjualnya dengan harga Rp 200 ribu per meter.

Tidak hanya itu, sepasang bola mata barongsai juga Julius pesan dari Malaysia. Ia sudah mencari bola mata yang mirip dengan bola mata kucing asli di Indonesia, namun hasilnya nihil. Untuk hiasan pom pom pada barongsai, Julius mencoba mengkreasikan sendiri dengan styrofoam kemudian dilukis.

"Kalau pom pom beli dari Malaysia sepasang Rp 250 ribu. Itu bahannya dari bulu tetapi risikonya kalau kena air jadi tidak mekar lagi. Nah kalau pom pom kreasi saya ini kelebihannya tidak mudah kempes saat kena air," tandasnya.

Kini, barongsai karya Julius sudah dipasarkan ke berbagai daerah di tanah air. Mayoritas pembeli berasal dari Sidoarjo, Lawang, Jember. Bahkan ada yang dari Papua. Luar biasa. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: