Julius, Perajin Barongsai yang Banjir Orderan Jelang Imlek 2024
Pewarnaan kepala barongsai yang menentukan kuwalitas detail penggarapan dari pengrajin barongsai.-Boy Slamet-
Tak lengkap rasanya jika merayakan Tahun Baru Imlek 2024 tanpa pertunjukan barongsai. Kesenian tradisional itu memang identik dengan perayaan kebudayaan Tiongkok. Bahkan konon katanya pertunjukan tersebut membawa keberkahan, keberuntungan, hingga bisa mengusir roh jahat.
Perajin barongsai asal Sidoarjo, Julius Setiawan mengatakan, perayaan Tahun Baru Imlek 2024 membawa keberkahan tersendiri baginya. Seperti rezeki nomplok. Bagaimana tidak, usahanya banjir orderan menjelang perayaan Imlek. Bahkan pesanan barongsai sudah masuk sejak Juli 2023 lalu.
Pada hari-hari biasa. Dalam satu bulan, biasanya Julius hanya membuat satu hingga dua barongsai. Namun pada perayaan Imlek kali ini, Ia menerima 12 pesanan barongsai. “Imlek kali ini kami mengalami kenaikan lebih dari 50 persen,” ujar Julius saat ditemui Harian Disway di rumahnya di kawasan Candi Sidoarjo pada Kamis, 1 Februari 2023.
Ada dua jenis Barongsai yang diproduksi Julius. Pertama, Foshan atau barongsai dari Tiongkok berbentuk kucing. Lalu Hok Shan atau barongsai dari Malaysia yang menyerupai bebek. Dua jenis barongsai ini ternyata memiliki cara main yang berbeda saat pertunjukan. Tipe Foshan tempo mainnya lebih cepat, sedangkan tipe Hok Shan lebih santai.
BACA JUGA:Tiga Seniman Jepang Tampilkan Barongsai Kontemporer di Pecinan Tambak Bayan
BACA JUGA:Dulu Barongsai Duel, Kini Bisa Jatuh
Beberapa tahun terakhir, menurut Julius tipe Hok Shan lebih diminati daripada Foshan. Sebab bagi sebagian orang, bentuk kepala Hok Shan lebih lucu dan menggemaskan. Sementara bentuk kepala Foshan dinilai lebih garang. "Tetapi tahun ini paling banyak dibeli barongsai Foshan (kucing) lagi. Mungkin karena kucing kan keluar lebih dulu daripada bebek," terangnya.
Dikatakan Julius, setiap warna pada tubuh barongsai juga memiliki makna tersendiri. Seperti merah yang melambangkan keberuntungan serta kebahagiaan. Warna kuning melambangkan netralitas dan keberuntungan. Warna Hitam untuk mengusir nasib buruk, dan warna-warna lainnya.
“Kalau Imlek, pesanan paling banyak itu merah. Tapi, karena tahun ini berdekatan dengan valentine, jadi beberapa orang juga pesan warna pink,” tambah Julius.
Kepada Harian Disway, Ia dengan lancar menjelaskan proses pembuatan barongsai. Mulai dari membentuk pola dasar kepala dengan rotan. Menempel dan melukis di atas kertas doorslag. Sampai peletakan pernak-pernik Barongsai seperti mata, hidung, dan bulu.
BACA JUGA:Magnet Barongsai di Perayaan Imlek G-Walk Surabaya
BACA JUGA:Finalis Koko Cici Jatim 2022 Jalani Pemotretan Bareng Barongsai
"Pembuatan kepala kurang lebih dua minggu selesai. Kalau kepala hingga badan itu 3 minggu. Paling sulit itu bagian kerangka dan menempel tiga lapis kertas doorslag di badan barongsai. Bisa dua hari kerja. Karena kalau lagi tidak ada matahari, susah. Setelah kertas kering, baru dilukis," ucap pemain profesional barongsai tersebut.
Julius mengaku mulai bermain barongsai sejak SD. Ia dipercaya menjadi pemain barongsai bagian ekor. Pria berusia 34 tahun itu sekarang tergabung dalam tim barongsai bernama Dharma Bakti. Mulanya, Julius berniat untuk mereparasi kerangka barongsai peninggalan papanya. Ia kemudian mempelajarinya secara otodidak berdasarkan pengalamannya sebagai pemain barongsai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: