5 Insiden Pemain Bola Tewas Tersambar Petir, Ada yang Umurnya 13 Tahun!

5 Insiden Pemain Bola Tewas Tersambar Petir, Ada yang Umurnya 13 Tahun!

5 PEMAIN sepak bola yang tewas tersambar petir, ada yang masih 13 tahun! -CEN-

Sambaran kilat memakan korban di Rusia pada September 2016. Petir tersebut memakan empat korban. Salah seorang di antaranya baru berusia 18 tahun. Ia tewas setelah tersambar petir saat bermain di lapangan.

Insiden itu berlangsung saat korban mengikuti sebuah kompetisi lokal di kota Siberia Rubtsovsk. Pemain muda tersebut tidak diungkapkan identitasnya karena menjaga privasi keluarga. Tiga korban lainnya berhasil diselamatkan setelah dirawat di rumah sakit.

BACA JUGA:Peluang Arema FC Lolos Zona Degradasi, Fernando Valente: Tunggu Momennya Saja!

5. Bena Tshadi, Kongo (1998)


Insiden pemain tersambar petir, pernah terjadi di RD Kongo tahun 1998 silam -AFP-

Insiden yang satu ini terhitung kematian akibat petir paling parah yang pernah terjadi. Tidak tanggung-tanggung, setim sepak bola tewas tersambar petir ketika sedang bertanding!

Peristiwa horor itu terjadi di Provisi Kasai, Republik Demokratik Kongo, pada Oktober 1998. Tuan rumah Bena Tshadi tengah menjamu tamunya, Basanga. Laga itu berlangsung di bawah guyuran hujan. Hingga pertengahan laga, skor sementara imbang 1-1.

Di tengah-tengah pertandingan, tiba-tiba petir menyambar lapangan dengan kerasnya. Menurut media setempat, L'Avenir, 11 pemain tim tuan rumah meninggal dunia. Mereka berusia antara 20-35 tahun.

BACA JUGA:Performa Persib Anjlok, Bojan Hodak Punya Banyak PR

BACA JUGA:PSIS Ngamuk di Putaran Kedua, Susul Borneo FC di Puncak Klasemen

"Sementara 30 anggota tim, dari pemain cadangan sampai ofisial yang berada di sekitar lapangan, mengalami luka bakar serius," tulis L'Avenir.

Anehnya, tak ada seorang pun anggota tim Basanga yang terluka. Mereka sama sekali tidak terpengaruh oleh sambaran petir tersebut.

Banyak warga berspekulasi, kejadian itu diakibatkan oleh ilmu sihir, alias santet. Mereka menduga Basanga melakukan tindakan itu untuk memenangkan pertandingan. Pada masa itu, santet di Afrika Barat dan Afrika Tengah sudah menjadi hal biasa.

Itulah beberapa pesepakbola yang tewas setelah tersambar petir di lapangan, baik di dalam maupun luar negeri. Dengan antisipasi yang tepat, dari pihak pengelola stadion atau lapangan, serta pemahaman terhadap risiko-risiko cuaca, semestinya kejadian pilu semacam ini tidak terulang lagi. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: berbagai sumber