Wajib Tahu! Ini Sejarah dan Hukum Memperingati Nisfu Syaban

Wajib Tahu! Ini Sejarah dan Hukum Memperingati Nisfu Syaban

Sejarah dan hukum melaksanakan peringatan nisfu syaban--Ilustrasi

HARIAN DISWAY - Umat Muslim memasuki malam Nisfu Syaban pada 24 Februari 2024, yang menandai mereka harus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebenarnya bagaimana sejarah dan hukum memperingati Nisfu Syaban dan bagaimana sejarah peringatan tersebut?

Dalam kitab Al-Mawahib Al-Laduniyah karya Al-Imam Al-Qasthalani (wafat 923 H), diceritakan mengenai asal-usul peringatan malam Nisfu Syaban. Berikut adalah penjelasannya.

وقد كان التابعون من أهل الشام، كخالد بن معدان، ومكحول يجتهدون ليلة النصف من شعبان فى العبادة، وعنهم أخذ الناس تعظيمها، ويقال: إنه بلغهم فى ذلك آثار إسرائيلية، فلما اشتهر ذلك عنهم اختلف الناس، فمنهم من قبله منهم، وقد أنكر ذلك أكثر العلماء من أهل الحجاز، منهم عطاء، وابن أبى مليكة، ونقله عبد الرحمن بن زيد بن أسلم عن فقهاء أهل المدينة، وهو قول أصحاب مالك وغيرهم، وقالوا: ذلك كله بدعة

Artinya, "Tabi'in tanah Syam seperti Khalid bin Ma'dan dan Makhul, mereka bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam Nisfu Syaban. Nah dari mereka inilah orang-orang kemudian ikut mengagungkan malam Nisfu Syaban. Dikatakan, bahwa telah sampai kepada mereka atsar israiliyat (kabar atau cerita yang bersumber dari ahli kitab, Yahudi dan Nasrani yang telah masuk Islam) tentang hal tersebut. Kemudian ketika perayaan malam Nisfu Syaban viral, orang-orang berbeda pandangan menanggangapinya. Sebagian menerima, dan sebagian lain mengingkarinya. Mereka yang memgingkari adalah mayoritas ulama Hijaz, termasuk dari mereka Atha' dan Ibnu Abi Malikah. Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dari kalangan fuqaha' Madinah menukil pendapat bahwa perayanan malam Nisfu Syaban seluruhnya adalah bid'ah. Ini juga merupakan pendapat Ashab Maliki dan ulama selainnya."

BACA JUGA:Apakah Boleh Puasa Sunnah dan Qadha Setelah Nisfu Syaban?

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peringatan malam Nisfu Syaban pertama kali dimulai oleh sebagian ulama Tabi'in di wilayah Syam.

Artinya, tradisi peringatan malam Nisfu Syaban tidak ditemukan pada masa Rasulullah dan para Sahabatnya, tetapi baru muncul pada zaman Tabi'in.

Tradisi ini kemudian berkembang dan diamalkan oleh sebagian ulama di wilayah Suriah, yang dulunya dikenal sebagai Syam.

BACA JUGA:Puasa Sebentar Lagi, Sidang Isbat Akan Digelar 10 Maret 2024

Hukum Memperingati Nisfu Syaban

Mengenai teknis peringatan malam Nisfu Syaban, terdapat sekitar dua perbedaan pendapat di kalangan ulama Syam.

Pendapat pertama, disarankan untuk menghidupkan malam Nisfu Syaban secara berjamaah di masjid. Khalid bin Ma'dan dan Lukman bin Amir, misalnya, mengenakan pakaian terbaik mereka, membakar dupa (bukhur), dan melakukan i'tikaf di dalam masjid pada malam tersebut.

Pendapat ini juga disetujui oleh Ishaq bin Rahawaih, yang tidak menolak apa yang mereka lakukan, bahkan mengatakan bahwa menghidupkan malam Nisfu Syaban secara berjamaah di masjid bukanlah bid'ah.

Harb Al-Karmani mengulang pendapat ini dalam kitab Masa'ilnya.

BACA JUGA:Keutamaan Malam Nisfu Syaban, Dibukakan 300 Pintu Rahmat dan Ampunan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: