Waspada! Potensi Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Begini Kesiapsiagaan Pemprov Jatim

Waspada! Potensi Bencana Hidrometeorologi Meningkat, Begini Kesiapsiagaan Pemprov Jatim

Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono (tengah) meninjau lokasi banjir di Mojokerto.-Humas Pemprov Jatim -

SURABAYA, HARIAN DISWAYCuaca ekstrem masih akan berlangsung di Jawa Timur. Ini berpotensi meningkatkan ancaman bencana hidrometeorologi. Baik berupa angin kencang, banjir, maupun tanah longsor.

Bencana hidrometeorologi itu sudah melanda beberapa kabupaten/kota di Jawa Timur. Di Kabupaten/Kota Mojokerto, misalnya, terjadi banjir, tanggul jebol hingga jembatan putus. Juga genangan. Di Kabupaten/Kota Probolinggo, Kabupaten Madiun, Magetan dan Ngawi pun sama. Terjadi banjir luapan air sungai usai hujan deras.

"Sepekan ini, banyak kejadian banjir, angin kencang dan tanah longsor di berbagai daerah. Kami mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, agar terhindar dari bencana yang mengancam,” pesan Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono di Gedung Negara Grahadi, Minggu, 10 Maret 2024.

BACA JUGA:Angin Kencang Landa Surabaya, Satu Warga Meninggal Tertimpa Pohon Tumbang

Ia memastikan bahwa segenap perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur Jatim tengah siap siaga. Seluruh sistem kesiapsiagaan bencana di Jawa Timur siap mengantisipasi potensi bencana tersebut. Baik dalam bentuk peralatan maupun pasukan (personel).

Adhy menegaskan bahwa beberapa daerah yang dilanda banjir tersebut telah mendapatkan penanganan.  “Alhamdulillah sesuai update dari teman-teman di lapangan, kondisi saat ini semua telah surut total dan tidak ada korban jiwa,” ucapnya.

Pemprov Jatim menyiapkan sejumlah langkah dalam merespons serta mitigasi potensi bencana tersebut. Di antaranya, melalui pengembangan sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) terpadu milik BPBD

Bahkan, notifikasi EWS itu disebarluaskan melalui semua moda komunikasi. Mulai dari website, media sosial, SMS blast, dan radar cuaca milik BMKG. Hingga pemantauan sungai dari BBWS, PU SDA dan Jasa Tirta yang diintegrasikan pada Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) yang dipantau 24 jam 7 hari.

"Kami juga telah memperkuat tanggul-tanggul yang kritis, meningkatkan kapasitas pompa air dan normalisasi sungai untuk meningkatkan kapasitas daya tampung air sekaligus melancarkan aliran,” imbuhnya.

BACA JUGA:Waspada Cuaca Ekstrem, BPBD Catat Sudah 78 Bencana Melanda Jawa Timur

Selain itu, pihaknya juga telah meningkatkan kapasitas masyarakat melalui sosialisasi dan pengembangan Destana (Desa Tangguh Bencana) serta Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Juga membuat gerakan tanam pohon secara kolaboratif dengan pemerintah daerah dan para relawan.

"Kita juga adakan pelatihan evakuasi, pemahaman akan peringatan dini, dan pengetahuan tentang tanggap darurat bencana, termasuk kepada kelompok usia dini melalui program SPAB di sekolah-sekolah," ungkapnya.

Lalu juga dengan penataan ruang dan pengendalian pembangunan, rehabilitasi hutan, dan pemanfaatan teknologi inovatif seperti drone, sistem informasi geografis (SIG), dan kecerdasan buatan (AI) untuk pemantauan dan analisis data secara cepat.

BACA JUGA:Pancaroba Tiba, Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi Diperpanjang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: