Hijab Surabaya Tempo Dulu Kreasi Deddy Verdian Hasil Kolaborasi Dua Perupa

Hijab Surabaya Tempo Dulu Kreasi Deddy Verdian Hasil Kolaborasi Dua Perupa

Selain menggandeng Tyo Ampas Kopi untuk melukis dengan ampas kopi, Deddy Verdian juga menggandeng perupa Elystyamor yang melukis di atas hijab. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

HARIAN DISWAY - Berbagai hijab kreasi muncul di pasaran. Pengusaha batik Deddy Verdian memilih mendesainnya dengan nilai heritage. Ia pun berkolaborasi dengan dua perupa yakni Tyo Ampas Kopi dan Elystyamor.

Desain hijab kreasi Deddy mencuri perhatian karena berhias visual yang khas dalam tema Surabaya tempo dulu.

Di antaranya tentang arsitektur klasik di Surabaya yang tergolong bangunan cagar budaya. "Saya memang ingin mengangkat sisi Surabaya sebagai kota lama dalam hijab,” kata Deddy, pendiri Ragam itu. 

Untuk mewujudkan objek itu bisa bertengger cantik di atas hijab, Deddy meminta Tyo dan Elystyamor mengerjakan bagian visualnya. Karya dua sketser itu di antaranya memang memotret bangunan-bangunan lawas di Surabaya.

Deddy tertarik karena keduanya punya pembeda dengan perupa yang. “Seperti Mas Tyo yang melukis dengan bahan pewarna ampas kopi,” katanya.

BACA JUGA: Lukisan Bergaya Pop Art Karya Vincent Prijadi Purnomo Ini Unik, Simak Ya!

Dengan bahan sisa itu, karya Tyo terlihat klasik dan terkesan lawas. Warnanya cokelat muda dengan aksen bias-bias transparan seperti lukisan dengan teknik cat air.
Tyo Ampas Kopi melukis bangunan lama yang akan ditransformasikan ke dalam kain hijab. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

“Karena teknik pewarnaannya itukan Mas Tyo lantas berjuluk Tyo Ampas Kopi. Ia mulai melukis dengan ampas kopi sejak mendapati di kedai kopinya, MK Coffee, banyak ampas kopi yang terbuang sia-sia,” bebernya. 

Hijab kolaborasi itu bukan dilukis secara langsung dengan ampas kopi. Tapi karya Tyo di-scan untuk didigitalkan. Baru dipindahkan ke kain.

Sementara ini baru tiga bangunan heritage yang diambil Deddy untuk diterakan di atas hijab. Yakni Balai Kota di Jalan Walikota Mustajab, dan dua bangunan bersejarah di Jalan Tunjungan yakni Gedung Siola dan Hotel Majapahit.

Di setiap hijab itu, Deddy menambahkan aksen motif-motif bunga dengan tangkai-tangkai menjuntai serta kelopak merekah. Bias warna-warna yang senada dengan warna bunga itu ditempatkan di sisi kiri dan kanan.

Penambahan aksen bunga itu dilakukan karena ia tak puas jika hanya menempatkan sketsa Tyo saja. Terlihat kurang menarik secara komposisi.

"Nah, bunga-bunga inilah yang jadi semacam pemanis visualnya. Terlihat cantik, artistik dan berkarakter," ungkap pria 50 tahun itu. Untuk melihat karya Tyo yang eksotik itu, Deddy memajangnya di store.
Busana muslim dengan lukisan bunga karya pelukis Elystyamor. -Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Ada yang tentang Jembatan Suramadu. Tapi objek itu tak termasuk yang dikreasikan dalam kreasi hijab karena tak bernilai heritage.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: