Khasanah Ramadan (24): Tauhid Sosial Mudik

Khasanah Ramadan (24): Tauhid Sosial Mudik

Penumpang pesawat di Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo.-Julian Romadhon-HARIAN DISWAY

Ini soal rasa dan mudik yang bergerak atas dasar iman merupakan “kurikulum rasa rindu” halaman rumah orang tua. Pada perkembangan selanjutnya, pastilah suasana mudik dapat mewarnai tatanan sosial, ekonomi dan budaya secara paralel.

Para kerabat saling menyadari mengenai kekeliruan yang telah terjadi dan membangun kesadaran kolektif untuk kembali ke kampung untuk bermaaf-maafan. Ini sekaligus penanda bahwa pemudik tidak kepaten obor alias punya leluhur.

Meminjam kata-kata Anthony Giddens, The Third Way (2000) ini adalah bagian dari “kesadaran diri dan perjumpaan sosial”. Mudik ternyata adalah ”gerakan bertauhid sosial” karena dipandu iman untuk bermufakat melebur salah dan dosa kepada sesama. (*)

Oleh Suparto Wijoyo: Wakil Direktur III Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, dan Ketua Lembaga Pemuliaan Lingkungan Hidup-SDA MUI Jatim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: