Penyiapan Tenaga Kerja Lokal: Standar Kompetensi Adalah Tulang Punggung

Penyiapan Tenaga Kerja Lokal: Standar Kompetensi Adalah Tulang Punggung

ILUSTRASI standar kompetensi adalah tulang punggung dalam penyiapan tenaga kerja lokal.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Seiring perekonomian Jawa Timur yang makin membaik setiap tahun, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Timur tahun 2023 sebesar 4,88 persen atau turun 0,61 persen poin bila dibandingkan dengan Agustus 2022 dan masih lebih rendah daripada capaian nasional yang masih 5,32 persen. 

BACA JUGA: Indonesia Butuh 17 Juta Tenaga Kerja Digital

Realisasi investasi di Jawa Timur tahun 2023 berjumlah 145,103 triliun rupiah atau ada kenaikan sebesar 31,51 persen daripada tahun sebelumnya dengan perincian PMDM sebesar 74,94 triliun rupiah dan PMA sebesar 70,17 triliun rupiah. 

Penyerapan tenaga kerja sebanyak 235.485 orang atau ada kenaikan 60,031 persen dan mendatangkan tenaga kerja asing sebanyak 1.284 orang atau ada kenaikan 122,14 persen. 

Jika dirata-ratakan, setiap 1 triliun rupiah realisasi investasi tahun 2023 di Jawa Timur mampu menyerap 1.623 tenaga kerja atau ada kenaikan jika dibandingkan dengan 2022 yang hanya mampu menyerap rata-rata 1.334 tenaga kerja, tetapi masih di bawah rata-rata penyerapan pada 2021 yang sebesar 1.843 orang tenaga kerja. 

Dilihat dari sektor lapangan usaha, realisasi investasi tahun 2023 terbesar ada di sektor pertambangan, industri, dan perdagangan/properti. Sedangkan menurut wilayahnya, terbanyak ada di Gresik, Surabaya, Pasuruan, Sidoarjo, dan Tuban. Penyerapan tenaga kerja terbanyak masih berada di daerah kawasan industri, yakni Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang. 

Jika dihubungkan dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) versi BPS, Gresik sebagai tempat realisasi investasi sejumlah 49 triliun rupiah, TPT-nya sebesar 6,82 persen atau mampu menurunkan TPT 1,02 persen, menambah orang bekerja sebanyak 24,27 persen atau mampu memberi kenaikan kesempatan kerja (KK) dari 92,16 persen menjadi 93,18 persen. 

Investasi di Surabaya sebanyak 23 triliun rupiah, TPT-nya sebesar 6,76 persen, berdampak menurunkan TPT sebesar 0,86 persen, menambah orang bekerja sebanyak 3,13 persen atau mampu memberi kenaikan KK dari 92,37 persen menjadi 93,24 persen. 

Investasi di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 14 triliun rupiah, TPT-nya sebesar 8,05 persen, berdampak menurunkan TPT sebesar 0,75 persen, mengurangi orang yang bekerja sebanyak 142,30 persen atau masih mampu memberi kenaikan KK dari 91,20 persen menjadi 91,94 persen. 

Investasi di Kabupaten Pasuruan sebanyak 21 triliun rupiah, TPT-nya sebesar 5,48 persen, berdampak menurunkan TPT sebesar 0,43 persen atau mampu memberikan kenaikan KK dari 94,09 persen menjadi 94,52 persen. 

Investasi di Kabupaten Malang sebanyak 4 triliun rupiah, TPT-nya sebesar 5,70 persen, berdampak menurunkan TPT sebesar 0,87 persen atau mampu memberikan kenaikan KK dari 93,24 persen menjadi 94,07 persen.

Dampak realisasi investasi Jawa Timur ternyata cukup positif dalam meningkatkan kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran. Pertanyaan berikutnya, bagaimana kualitas dan pemerataannya? 

Sepintas, dari data lima daerah realisasi investasi terbesar diperbandingkan dengan data BPS, yang belum optimal dampak penyerapan tenaga kerja lokal ada di Kabupaten Gresik dengan perbandingan 1 triliun rupiah rata-rata baru menyerap tenaga kerja 747 orang dan Kabupaten Pasuruan baru mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 875 orang. 

Sedangkan di Kabupaten Sidoarjo, data BPS melaporkan adanya penurunan jumlah orang yang bekerja walaupun dampak investasi cukup membantu membuka lapangan kerja baru.

Di Surabaya dan Kabupaten Malang ada yang spesifik, yaitu penyerapan terbanyak di sektor jasa, perdagangan, properti, dan industri olahan makan di sektor PMDN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: