Peran Kota dalam Menunjang Pemenuhan SDGs
ILUSTRASI Peran Kota dalam Menunjang Pemenuhan SDGs.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Misalnya, kota dapat berperan dalam menerapkan SDGs 2 yang bertujuan mencapai ketahanan pangan. Salah satu opsi upaya penerapan SDGs 2 di tingkat kota adalah praktik urban farming yang telah diterapkan di banyak kota besar.
BACA JUGA: Suka Duka Nada Putri, Lima Tahun Jadi “Wali Kota” Warga CitraLand
Melalui upaya itu, lahan kosong dan terbatas disulap menjadi area produktif untuk bercocok tanam. Hal tersebut tidak hanya memberikan akses pangan bergizi bagi warga kota, tetapi juga membuka peluang pekerjaan dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan.
Salah satu kota yang telah mengadopsi itu adalah Detroit, Amerika Serikat. Kota yang identik dengan industri otomotif tersebut perlahan merambah solusi hijau melalui inisiatif Keep Growing Detroit (KGD).
Inisiatif yang memiliki visi menjadikan Detroit kota berdaulat pangan itu telah berhasil mendukung pengembangan ratusan kebun dan lahan tani di seluruh Detroit.
Dengan menyediakan sumber daya seperti benih, bibit, termasuk pula membuka pelatihan dan dukungan teknis, KGD memberdayakan komunitas lokal untuk menanam dan memanen makanan mereka sendiri.
Sebenarnya, upaya urban farming itu pun bukan sesuatu yang asing. Di Surabaya, sejumlah kampung telah mengadopsi upaya tersebut sebagai penunjang ketahanan pangan. Salah satunya adalah Kampung Sayur Ngagel yang menciptakan urban farming sebagai solusi terbatasnya mobilitas di masa pandemi Covid-19.
Akan menjadi sebuah hal solutif ketika penerjemahan SDGs oleh kota semacam itu kemudian diarusutamakan sebagai norma yang lazim di tingkat nasional.
Di luar upaya-upaya kota secara individual itu, PBB juga mengakui potensi besar jejaring kota dalam mengadopsi SDGs. Contoh kasus itu adalah adanya Local2030, sebuah inisiatif yang diluncurkan untuk mendukung kota dan pemerintah daerah dalam ”melokalkan” SDGs ke dalam strategi pembangunan mereka.
Local2030 bertujuan memberdayakan kota dan komunitas lokal sebagai pemimpin dalam pembangunan berkelanjutan, memperkuat kapasitas mereka untuk merancang dan melaksanakan solusi yang inovatif dan inklusif.
Hingga saat ini, tercatat ada delapan anggota Local2030 yang seluruhanya berfokus pada upaya mempromosikan kebijakan-kebijakan berkelanjutan maupun membangun jejaring dengan kota-kota lain.
Inisiatif-inisiatif tersebut, seperti urban farming ataupun adanya Local2030 ini, menunjukkan bagaimana kota dapat menjadi laboratorium inovasi untuk pembangunan berkelanjutan. Dengan mengadaptasi agenda SDGs dalam kebijakan dan program lokal, kota tidak hanya mendukung negara dalam pencapaian tujuan global, tetapi juga secara langsung menjawab tantangan hidup warganya.
Lebih lanjut, keterlibatan aktif dan partisipasi masyarakat dalam proses itu sangat krusial. Mengingat, keberhasilan inisiatif pembangunan berkelanjutan sering bergantung pada dukungan dan partisipasi dari warga kota itu sendiri.
Pemerintah kota memiliki keuntungan dalam hal fleksibilitas dan kecepatan dalam merespons tantangan dan peluang. Jika ia dikombinasikan dengan kemampuan untuk melakukan eksperimen dengan solusi inovatif, kota dapat menjadi pemain kunci dalam upaya global mencapai SDGs.
Dengan berfokus pada pengembangan kebijakan yang inklusif serta mendorong kerja sama antara sektor publik, swasta, dan masyarakat sipil, kota dapat membangun model pembangunan yang dapat diadopsi atau diadaptasi kota lain. Dengan demikian, kota dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pencapaian SDGs secara global.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: