Kisah Ukar Karmana, Sopir Microsleep yang Kecelakaan di Tol Japek

Kisah Ukar Karmana, Sopir Microsleep yang Kecelakaan di Tol Japek

ILUSTRASI kisah ukar Karmana, sopir Gran Max yang mengalami microsleep sehingga kecelakaan yang mengakibatkan 12 orang tewas. Kecelakaan terjadi di tol Japek (Jakarta-Cikampek). -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Penegasan KNKT yang paling mengejutkan, tidak ada jejak rem dari ban Gran Max di aspal jalan. Dengan demikian, mobil itu berhenti sendiri setelah dihantam bus Primajasa dengan sangat kencang.

Berdasar hasil investigasi itu, sangat mengerikan, sangat memilukan. Ukar (secara tiak langsung) membunuh dirinya sendiri bersama 11 penumpang mobil tersebut. Sebab, para penumpang yang dijemputi Ukar pasti tidak tahu bahwa Ukar sudah 24 jam nonstop mengemudi. 

Kecuali satu penumpang yang tahu kondisi Ukar itu. Yakni, Sandi, 21, kernet mobil travel itu, yang berangkat bersama Ukar. Sebab, Sandi adalah anak kandung Ukar yang ikut tewas terbakar 100 persen, hangus.

Soerjanto: ”Mobil itu berpenumpang 12 orang, padahal seharusnya berkapasitas maksimal 9 penumpang. Itu belum ditambah barang bawaan para penumpang yang semuanya dalam rangka mudik Lebaran. Sehingga kendaraan pasti tidak stabil.”

Dilanjut: ”Adapun fatalitas korban disebabkan para penumpang semuanya tidak menggunakan sabuk keselamatan.”

Maka, lengkaplah sudah kesalahan Ukar. Kesalahan yang sangat fatal. Membawa kematian yang sia-sia.

Sopir kurang tidur, lalu mengakibatkan microsleep, ternyata lebih berbahaya daripada sopir sedang mabuk alkohol. Mabuk alkohol dalam arti: berdasar hasil uji mabuk sopir oleh polisi di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. 

Uji mabuk di sana disebut blood alcohol concentration (BAC). Batas sopir dianggap mabuk ialah kadar alkohol dalam darah 0,05 persen ke atas. Pada batas tersebut, sopir di negara-negara tersebut sudah dianggap tidak mampu lagi mengemudi mobil. Dipastikan bisa kecelakaan.

Dikutip dari media massa CNN, 20 September 2000, berjudul Sleep deprivation as bad as alcohol impairment, study suggests, disebutkan tentang efek kurang tidur dibandingkan dengan efek alkohol pada sopir saat mengemudi.

Sejumlah penelitian menghasilkan, kurang tidur dapat memengaruhi aktivitas mengemudi melebihi daripada sopir yang mabuk alkohol. 

Peneliti Inggris menemukan bahwa seseorang mengemudi setelah 17 hingga 18 jam terjaga lebih berbahaya daripada sopir berkadar alkohol dalam darah 0,05 persen.

Disebutkan, acara TV MythBusters mendedikasikan episode khusus Tipsy vs Tired. Itu mengeksplorasi temuan tersebut dan telah mengonfirmasi bahwa sopir kurang tidur lebih berbahaya daripada sopir mengemudi dengan BAC melebihi batas legal.

Saat orang mengantuk, otomatis bagian dari otak yang namanya hipokampus terganggu. Hipokampus adalah bagian dari sistem limbik yang mengelola fungsi merasakan dan bereaksi terhadap sesuatu. Sistem limbik terletak di tepi korteks serta mencakup hipotalamus dan amigdala. 

Struktur itu membantu orang pemilik otak tersebut mengendalikan berbagai fungsi tubuh seperti sistem endokrin dan apa yang umumnya disebut respons. Jelasnya, jika hipokampus terganggu, respons orang terhadap sesuatu jadi lebih lambat daripada normal.

Itu untuk orang mengantuk. Sedangkan microsleep atau tidur total selama beberapa detik saat mengemudi adalah otak orang itu istirahat total. Jika kemudian kecelakaan dan sopir meninggal, ia istirahat selamanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: