Indonesia Bakal Punya Pabrik Batrai Kendaraan Listrik
Indonesia Bakal Punya Pabrik Batrai Kendaraan Listrik. Tampak mobil Hyundai Ioniq 6 dipamerkan di Grand City, Surabaya, 20 September 2023.-Julian Romadhon-Harian Disway-
HARIAN DISWAY – Pemerintah berencana meresmikan pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) pertama di Indonesia. Rencananya, pembangunan pabrik itu akan dilaksanakan pada Mei 2024.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pabrik itu akan memiliki kapasitas produksi 10 gigawatt per jam (GWh). Pabrik tersebut juga akan menjadi pabrik baterai EV pertama di Asia Tenggara.
Tetapi, ia tidak menjelaskan siapa pemilik proyek tersebut. Yang pasti, pabrik baterai itu adalah besutan PT Hyundai LG Industry (HLI) Green Power. Pabrik baterai dengan kode nama Omega itu berlokasi di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Tepatnya di kompleks Karawang New Industry City (KNIC). Pabrik itu merupakan yang pertama dari dua fase yang telah direncanakan oleh PT HLI Green Power.
Pembangunan fase pertama itu menelan investasi senilai USD 1,1 miliar (sekitar Rp 50,39 triliun). Kapasitas produksi sebesar Hingga pertengahan 2023, perusahaan telah mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 1.000 orang.
BACA JUGA: Sengkarut Subsidi Sepeda Motor Listrik Indonesia, Diler Tak Mampu Tanggung Subsidi Rp 7 Juta
Namun, Omega bukan merupakan satu-satunya proyek pabrik baterai untuk EV di Indonesia. Dalam sebuah kesempatan, Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menjelaskan bahwa Indonesia setidaknya memiliki 5 proyek baterai EV.
Indonesia Bakal Punya Pabrik Batrai Kendaraan Listrik. Minat pengembangan mobil listrik di Indonesia memang cukup oke. Termasuk yang terlihat dalam lomba kendaraan listrik konversi di Jatim pada Oktober 2023 ini.-Julian Romadhon-Harian Disway-
Di antaranya: Proyek Dragon. Kode nama merujuk pada proyek pengembangan baterai EV dari hulu ke hilir bersama Ningbo Contemporary Bruno Legend Co. Ltd. (CBL). CBL merupakan anak usaha Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL).
Nilai investasi Proyek Dragon adalah sebesar USD 5,6 miliar atau setara Rp 91 triliun. Penandatanganan conditional share purchase agreement (CSPA) sudah dilakukan pada 16 Januari 2023.
BACA JUGA: Rapor Merah Antam di Kuartal Pertama Tahun Ini
“Kelanjutannya adalah melakukan detail studi kelayakan (feasibility study). Setelah itu langsung kita penandatanganan joint venture agreement (JVA) smelting, prekursor, anoda, katoda, dan sel baterai (battery cells) sampai aspek recycling,” ujar Toto dalam agenda rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI.
Lalu ada proyek Titan. Ini merupakan proyek bersama dengan konsorsium LG Energy Solution (LGES). Toto mengatakan bahwa pemerintah pada April 2023 tengah meminta kepastian konsorsium secara tertulis.
Selain itu ada proyek battery energy storage system (BESS) berkolaborasi PT PLN. Proyek itu bakal mengubah penggunaan diesel menjadi panel surya atau solar panel dengan baterai.
Yang terakhir adalah Proyek Volt. Melalui proyek tersebut, IBC berperan sebagai pemegang mayoritas saham dari produsen motor listrik nasional Gesits. Merk ini merupakan market leader dari pasar motor listrik di Indonesia. “Ini karya anak bangsa, kami dorong juga dari demand side untuk dibesarkan,” ucapnya. (Michael Fredy Yacob)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: