Mobil Dijual untuk Dicuri

Mobil Dijual untuk Dicuri

ILUSTRASI Mobil dijual untuk dicuri. Maling menjual mobil yang sudah dipasangi GPS kepada pembeli, kemudian mobil itu dicuri. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Andri: ”Haigel gelantungan di pintu luar kanan dekat sopir. Ia nangkring di pijakan luar mobil, tangannya pegangan pinggiran atap mobil. Mobilnya terus melaju makin kencang. Ngeri ngeliatnya. Kasihan Haigel mempertahankan mobilnya.”

Andri terus memandangi kondisi itu. Mobil terus melaju zig-zag. Haigel tetap bertahan di posisinya. Sampai sekitar 150 meter, mobil oleh sopirnya dibenturkan ke tiang listrik di sisi kanan, persis kena tubuh Haigel. 

Seketika Haigel terpental. Jatuh telentang di jalan. Mobilnya tancap gas, kabur…

Kejadian yang sangat cepat dan menimbulkan berisik itu membuat warga sekitar keluar rumah. Berkerumun. Lalu, warga menolong Haigel, membopongnya ke pinggir jalan. Namun, mobilnya sudah hilang dari pandangan.

Haigel langsung dilarikan ke rumah sakit. Kondisinya kritis. Sampai Jumat, 17 Mei 2024, Haigel sudah tiga kali operasi kepala. Kondisi terbaru Haigel diceritakan ayahnya, Angga, begini:

Menurutnya, anaknya hingga kini masih belum bisa berkomunikasi. Operasi kepala sudah tiga kali, bakal dioperasi lanjutan.

Angga: ”Ia (Haigel) sudah bisa duduk. Tapi, pandangannya kosong. Kondisi ini menurut dokter, perkembangan positif yang sangat cepat. Dokter memperkirakan anak saya bakal siuman setelah beberapa bulan, tapi ini baru tiga minggu sudah bisa duduk.”

Angga menceritakan awal mula kasus itu. Ia adalah pemilik restoran di Bogor. Salah satu tersangka bernama Ismet sering makan di restoran Angga. 

Pada Maret 2024 Ismet menawarkan mobil (yang dicolong itu) ke Angga.

Angga: ”Ia (Ismet) menawarkan take over kredit mobil Chevrolet Trailblazer dengan harga Rp 100 juta. Semua data mobil ditunjukkan, termasuk perusahaan leasing mobil itu. Kami tertarik karena semua surat mobil tidak ada masalah. Maka, kami take over.”

Angga membayar melalui transfer bank ke rekening atas nama Heri. ”Di situ kami mulai curiga. Tapi, ia (Ismet) mengaku bahwa ia memang makelar. Nama pemilik mobil di surat-surat tidak sama dengan nama pemilik rekening bank yang kami transfer,” tuturnya.

Namun, tidak ada masalah. Mobil kemudian dipakai Haigel. Juga, tidak ada masalah. Sampai kejadian pencurian itu.

Kombes Bismo menjelaskan, enam pelaku itu bernama Andika, Andi alias Rio, Ismet, Oka, Calvin, dan Zaidan. Dua nama terakhir masih buron. Otak pencurian itu adalah Zaidan.

Buron Calvin diketahui polisi sedang bersembunyi di kawasan Empat Lawang, Palembang. Ketika digerebek polisi, Calvin kabur ke hutan. Sementara itu, Zaidan kabur ke kawasan Cisoka, Tangerang, Banten. ”Anggota kami masih di lapangan memburu pelaku,” katanya.

Dijelaskan, modus pencurian tersebut adalah komplotan itu menjual mobil untuk mereka curi. Caranya, kunci kontak mobil diduplikasi dan di dalam kabin dipasang GPS (global positioning system) yang pelakunya bisa memantau keberadaan mobil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: