World Water Forum ke-10 di Bali Bakal Lahirkan Deklarasi Bersejarah
Wisatawan mancanegara melintas di samping baliho World Water Forum ke-10 di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat, 17 Mei 2024. Pemerintah memasang penjor, baliho dan spanduk di sejumlah jalan protokol di Bali untuk memeriahkan World Water Forum ke-10 yang akan b-JPNN-
HARIAN DISWAY - Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Tri Tharyat mengatakan bahwa World Water Forum ke-10 di Bali akan menghasilkan deklarasi tingkat menteri untuk pertama kalinya sejak forum itu digelar di Maroko pada 1997. “Untuk kali pertama dalam sejarah World Water Forum, akan dihasilkan deklarasi tingkat menteri yang tidak dinegosiasikan, tapi dalam bentuk konsultasi,” kata dia dalam jumpa pers di Badung, Bali, pada Minggu, 19 Mei 2024.
Deklarasi tersebut, yang akan disahkan secara resmi pada 21 Mei, memuat empat hal pokok yang diperjuangkan oleh Indonesia. Poin pertama adalah kesepakatan internasional melalui Sidang Majelis Umum PBB terkait dengan penetapan Hari Danau Sedunia (World Lake Day).
“Ini akan menjadi satu legacy yang penting dari WWF ke-10 karena selama ini perhatian terhadap pengelolaan danau relatif kurang banyak,” kata Tri. Poin kedua adalah kesepakatan atas usulan Indonesia untuk membentuk Center of Excellence terkait dengan isu-isu air dan perubahan iklim beserta upaya resiliensinya.
Poin ketiga adalah pengelolaan sumber daya air secara terpadu, khususnya di pulau-pulai kecil yang menjadi kepentingan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Poin keempat adalah upaya Indonesia untuk meninggalkan warisan (legacy) lewat 100 lebih proyek nyata bidang air yang telah dikurasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
BACA JUGA:Polri Siap Amankan Pembukaaan World Water Forum ke-10 di Bali
Tri menyebut pelaksanaan World Water Forum 2024 istimewa karena untuk pertama kalinya, pertemuan tingkat tinggi (high level meeting) akan digelar. Sesi tersebut akan dihadiri oleh perwakilan 108 negara dan 30 organisasi internasional.
Forum tiga tahunan tersebut juga akan meninggalkan warisan berupa kompendium atau kumpulan proyek yang sudah dikurasi oleh kementerian dan lembaga terkait di Indonesia. “Nanti akan ada yang disebut concrete deliverables atau hasil-hasil nyata dalam bentuk proyek-proyek kegiatan, yang tidak hanya dilaksanakan di Indonesia atau oleh Indonesia tapi juga cakupannya ada di seluruh dunia,” kata dia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: