Laporan Haji (9): Kisah Jamaah Haji Gowa di Pesawat Garuda yang Sayapnya Terbakar
Muhammad Syahrul Baharuddin (kiri) dan Badollahi De Nai di Masjid Nabawi. -Tomy Gutomo-Media Center Haji
Para penumpang sibuk menelepon keluarga. Atau ditelepon keluarga. Kabar bahwa pesawat mereka kembali ke Makassar begitu cepat menyebar. Termasuk di media. "Saya sengaja tidak menghubungi keluarga biar mereka tidak khawatir," kata Syahrul.
Badollahi De Nai juga tidak risau saat pesawat kembali ke Makassar. Ia tidak tahu kalau ada masalah serius di pesawat yang mereka naiki. "Pas landing kok banyak pemadam kebakaran di bandara. Barulah merasa waswas," kata pria 54 tahun itu.
Jamaah haji dari kloter UPG 05 berangkat salat Asar ke Masjid Nabawi.-Tomy Gutomo-Media Center Haji
De Nai sehari-hari adalah tukang bangunan di sebuah perusahaan kontraktor. Ia naik haji dibiayai oleh bosnya. Ia mendaftar 14 tahun. "Saya diberi uang untuk mendaftar dan dapat porsi. Saat pelunasan juga dibayarin lagi," kata De Nai.
Rombongan kloter UPG 05 itu akhirnya diterbangkan malam itu juga pukul 22 .05 menggunakan pesawat yang seharusnya untuk kloter UPG 06. Mereka mendarat di Bandara Amir Mohammad bin Abdulazis pada pukul 04.02 Waktu Arab Saudi. Jamaah kemudian menginap di Hotel Al Madina Stars di kawasan Janubiyah, barat daya Masjid Nabawi. Jarak hotel dengan gerbang Masjid Nabawi sekitar 150 meter.
"Tadi di bandara banyak yang sujud syukur akhirnya tiba di Madinah," kata Syahrul.
Setelah sampai di Madinah barulah ia memberi kabar kepada istri dan orang tuanya. Tentu keluarganya khawatir karena berita tentang kejadian pesawat GA 1105 itu telah menyebar luas. Termasuk ke keluarga Syahrul. "Sekarang sudah lega semua," katanya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: