Menlu Retno Kunjungi Kedubes Iran, Sampaikan Belasungkawa Atas Wafatnya Presiden Raisi

HARIAN DISWAY - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno marsudi mengunjungi kediaman Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi di Jakarta.

Kunjungan ini dilakukan Menlu Retno pada hari Rabu, 22 Mei 2024 sore, usai menghadiri World Water Forum (WWF) ke 10 tahun 2024 yang diselenggarakan di Bali. 

Kedatangannya disambut baik oleh Boroujerdi, dalam kunjungan ini Menlu Retno menyampaikan bahwa ia turut prihatin atas kejadian yang menimpa Presiden Iran Ebrahim Raisi.

BACA JUGA:Rangkaian Upacara Kenegaraan Berakhir, Mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi Dimakamkan Hari Ini

“Saya berkunjung ke kediaman Duta Besar Iran di Jakarta untuk menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas nama Pemerintah dan Rakyat Republik Indonesia,” tutur Retno.

Dalam kesempatan ini menlu Retno juga menandatangani buku belasungkawa atas kematian Presiden Raisi beserta Menteri Luar Negerinya Hossein Amir-Abdollahian dalam kecelakaan helikopter pada hari Minggu lalu.

Menlu Retno juga kembali menceritakan momen kedekatan Indonesia dengan Iran. Menurutnya, baik pihak Indonesia maupun pihak Iran berhasil menjalin hubungan yang baik. 

BACA JUGA:Mendiang Presiden Iran Ebrahim Raisi Akan Dimakamkan di Kampung Halaman Usai Prosesi Perpisahan

Menlu Retno juga kembali menceritakan pertemuan yang sempat ia lakukan bersama Presiden Raisi dan Menlu Amir-Abdollahian dalam beberapa kesempatan sebelumnya.

“Setahun yang lalu, Presiden Raisi berkunjung ke Indonesia. Salah satu topik pembahasan adalah penguatan kerja sama di bidang kesehatan,” ungkap Retno.

“Dengan Menlu Hossein, dalam setahun ini saya bertemu 6 kali, baik di Johannesburg, Jeddah, New York, Jenewa dan Banjul.” lanjutnya.

BACA JUGA:Presiden Iran Ebrahim Raisi Dinyatakan Meninggal Dunia Dalam Kecelakaan Helikopter

Sebelumnya pada bulan Mei di tahun 2023, Presiden Raisi sempat mengunjungi Indonesia dan menghasilkan beberapa kerjasama penting seperti Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) yang masih dalam tahap ratifikasi. (Hayu Anindya Azzahra)

Sumber: