Wisata Harry Potter Bikin Bisnis di Edinburgh Panen Besar

Wisata Harry Potter Bikin Bisnis di Edinburgh Panen Besar

TUR PENGGEMAR Harry Potter di Edinburgh, Skotlandia, yang dipimpin Colin Bramwell (tengah), 5 Juni 2024.-ANDY BUCHANAN-AFP-

Magnet Harry Potter seakan belum berhenti. Padahal, buku terakhirnya dirilis pada 2007. Dan film pemungkasnya juga meluncur 2011. Tapi, sampai sekarang, warga Skotlandia—juga Inggris—masih menikmati dampaknya.

SAM Thorne memandu para penggemar Harry Potter membelah jalanan bernuansa gotik di Edinburgh. Di situlah J.K. Rowling menciptakan kisah penyihir cilik tersebut lebih dari tiga dekade lalu.

Ibu kota Skotlandia itu memang masih menarik bagi Potterhead, sebutan pencinta Harry Potter. Kota itu juga masih menangguk miliaran pound sterling dalam penjualan barang dan jasa terkait Harry Potter.

"Di sini ada makam Voldemort," kata Thorne kepada kelompok turnya. Yang disebut Thorne adalah penguasa kegelapan yang jahat. Voldemort juga membunuh orang tua Harry Potter. Ia lantas menjadi musuh abadi Potter.

BACA JUGA : Tarik Potterhead Indonesia, Singapura Geber Harry Potter: A Forbidden Forest Experience

Tur yang terdiri dari sekitar 20 penggemar tersebut berjalan melewati pemakaman Greyfriars Kirkyard. Di situ memang ada batu nisan dengan nama-nama yang mirip dengan beberapa karakter di serial Harry Potter. Padahal, kata Rowling, orang yang dimakamkan di situ enggak ada hubungannya dengan dunia sihir yang diciptakannya.

Kate Merson, 43 tahun, asal Amerika Serikat, adalah salah satu peserta tur itu. Dia bekerja di Edinburgh. Dan saat libur, dia berwisata bersama suami dan dua anaknya. Kebetulan, salah seorang anaknya yang berumur 9 tahun sangat menggemari dunia magis Potter.


SUASANA KLASIK Victoria Street, Edinburgh, 5 Juni 2024. Fans Harry Potter percaya bahwa J.K. Rowling terinspirasi jalanan ini ketika menggambarkan Diagon Alley, tempat berbelanja benda-benda sihir.-ANDY BUCHANAN-AFP-

Tak dimungkiri, tujuh buku Harri Potter yang terbit antara 1997-2007 begitu menghebohkan. Laris banget. Juga menghasilkan delapan film yang mendatangkan duit miliaran dolar.

’’Sampai sekarang, saya masih sibuk. Penggemar tetap menggila. Kian banyak wisatawan datang. Dan semuanya minta tur Harry Potter,’’ ujar Sam Thorne, 33, pemandu tur, yang diwawancarai Agence France-Presse.

Untuk mengelilingi tempat-tempat bernuansa Harry Potter di Edinburgh, Thorne mematok banderol 20 pound sterling per orang. Atau sekitar Rp 420 ribu. Lamanya 90 menit. Selama itu, turis diajak berjalan-jalan menelusuri makam lawas hingga lorong-lorong sempit kota.

Tur itu dipungkasi di Victoria Street. Jalanan dengan gedung warna-warni itu punya dua toko merchandise Harry Potter yang selalu ramai dikunjungi para ’’muggle’’ atau non penyihir.

BACA JUGA : Yuk! Jadi Penyihir ala Harry Potter di Game Hogwarts Legacy

Di antara turis hari itu ada Briya Maru, perempuan India berumur 27 tahun. Artinya, saat buku pertama Potter baru diluncurkan, Maru juga baru lahir.

Tetapi, dia tampak bersemangat di toko suvenir tersebut. ’’Saya sedang mencari artefak eksklusif Harry Potter,’’ kata perempuan itu sambil mengantre di dalam toko Enchanted Galaxy milik Monica Alsina.

’’Toko ini selalu laris. Popularitas Harry Potter memang abadi,’’ timpal Alsina. Ia menjual bermacam barang. Mulai ’’tongkat sihir’’, jubah, hingga patung karakter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: