Naik Haji Bersama Mabruro (14): Tetap Kompak Tunaikan Lontar Jumrah Ula, Wushta, dan Aqabah

Naik Haji Bersama Mabruro (14): Tetap Kompak Tunaikan Lontar Jumrah Ula, Wushta, dan Aqabah

Rombongan jamaah haji khusus Mabruro dibiming oleh KH Mocahamad Misbach (tengah) saat menuju jamarat.-Mabruro for Harian Disway-

Setelah sukses menunaikan puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), para jamaah haji khusus Mabruro Tour & Travel kembali ke hotel transit: Hotel Suites Almaqam, Makkah. Ke Jamarat cuma 10 menit dengan jalan kaki. Tentu ini menguntungkan mereka dalam menunaikan wajib haji.

—---

Senin dini hari, 17 Juni 2024, semua jamaah haji Mabruro sudah bangun. Mereka mendirikan qiyamul lail bersama di musala hotel. Sekaligus persiapan untuk menunaikan wajib haji, yakni lontar jumrah ula, wushta, dan aqabah.

Itulah salah satu keistimewaan fasilitas yang didapatkan para jamaah haji khusus Mabruro. Mereka menginap di Hotel Suites Almaqam sejak hari pertama di Makkah. Lokasi hotel tersebut memang sangat dekat dengan Jamarat, tempat lontar jumrah.

Mereka berangkat pukul 02.30 dini hari Waktu Arab Saudi (WAS). Rombongan jalan kaki. Pelan-pelan. Tentu, jalanan sudah padat oleh jutaan jamaah haji lainnya. 

Mereka pun baru tiba di batas wilayah Mina itu pukul 03.45. Lalu mabit di pelataran Jamarat sekitar 10 hingga 15 menit. Setelahnya baru masuk ke area lontar jumrah di lantai dasar.

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (13): Haji Sah, Bonus Waktu Afdal Saat Lontar Jumrah

“Saya ajak jamaah ke ujung paling barat, karena di situ pasti kosong,” jelas Pembimbing Ibadah Haji Khusus Mabruro Tour & Travel KH Mochamad Misbach saat dihubungi tadi malam. 

Para jamaah sudah dibekali kerikil. Masing-masing tujuh butir kerikil untuk setiap jumrah. Begitu azan Subuh berkumandang, Misbach lantas menggiring mereka untuk mendekat ke bibir sumur.


Semangat para jamaah haji Mabruro berjalan dari hotel transit ke Jamarat.-Mabruro for Harian Disway-

Tak ada yang boleh melempar kerikil itu sebelum mendapat posisi yang tepat. Sebab, jika posisinya jauh, dikhawatirkan kerikil tak menyentuh dinding sumurnya. Atau bila terlalu kencang, kerikil bisa memantul kembali.

“Karena kalau lontar jumrah itu kerikilnya harus dipastikan jatuh ke sumur. Kalau nggak, ya, nggak sah,” jelas lelaki yang sudah menjadi pembimbing haji selama puluhan tahun itu. 

Jarak titik lontar ula ke wushta sekitar 50 meter dan wushta ke aqabah sekitar 100 meter. Misbach bersyukur semua jamaah menunaikan ketiga jumrah itu dengan lancar. Kompak. Tidak ada yang terpisah. Semua selalu dilakukan bersama-sama.

BACA JUGA:Naik Haji Bersama Mabruro (12): Tenda Istimewa, Jamaah Sehat, Wukuf Pun Khidmat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: