Kisah Langgar Gipo (Bagian 1): Ketua PBNU Yang Hilang Ditelan Kesibukan Kalimas Udik

Kisah Langgar Gipo (Bagian 1): Ketua PBNU Yang Hilang Ditelan Kesibukan Kalimas Udik

Langgar Gipo di Jalan Kalimas Udik 1 Nomor 51 setelah selesai dipugar oleh pemkot Surabaya. Inset: Potret lukisan Ketua PBNU pertama Hasan Gipo-Taufiqur Rahman/Harian Disway-

Suatu hari, seorang gadis muda, travel blogger, kalau tidak salah bernama Ima Alvin sempat membikin artikel menelusuri wisata kota tua Surabaya. Takdir menuntun naluri kecilnya menuju langgar Gipo. 

Agak ragu-ragu dan intip mengintip ia masuk ke bangunan angker tersebut. Menyapa salah satu penghuni, berharap mendapatkan keterangan tentang sejarah bangunan tersebut. Alih-alih, ia malah dapat bentakan dan usiran. 

Takdir kemudian menuntun mata saya menemukan tulisan Ima. Waktu itu tahun 2016, saya masih seorang wartawan junior di Koran Jawa Pos. Termangu-mangu membaca tulisan Ima. 

BACA JUGA:Wali Kota Ajak Keturunan Hasan Gipo dan KH Mas Mansur Bangun Kota Lama Surabaya

Hm, bangunan tua yang saya lewati beberapa kali sepulang dari Masjid Ampel tersebut kemungkinan punya sejarah. Tapi siapa gerangan Hasan Gipo? 

Saya menelusuri beberapa sumber. Termasuk kenalan di markas besar Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO) di Jalan Bubutan. Bertemulah saya dengan Ketua Lazisnu Surabaya bernama Yunus. Orang pertama berdarah Gipo yang saya kenal. 

“Hasan Gipo adalah ketua umum pertama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), mendampingi Rais Akbar Hasyim Asy’ari,” pernyataan Yunus menyentak kesadaran saya. 

Bagaimana tokoh sepenting itu tidak terkenal? Saya dan teman-teman yang sudah NU sejak masih jadi sperma pun tidak tahu. Tanya ke beberapa tokoh NU pun pada cuma tahun sekilas. 

Saya pun menggali lebih dalam lagi. Di buku-buku yang ditulis sejarawan NU, memang disebutkan bahwa Hasan Gipo adalah ketua pertama PBNU. Tapi saya tentu tidak puas, siapa dia? dari mana asalanya? Bagaimana perannya di hari-hari pertama NU? Apa kaitan dia dengan Langgar Gipo? Dan setumpuk pertanyaan lain. 

Yunus lantas mengarahkan saya untuk bertemu Ketua Yayasan IKSA Abdul Wahid Zein. Kami bertemu di sebuah musala di belakang kantor Pertamina Marketing Operation Region (MOR) V Jagir, Wonokromo, Desember 2016.  

Dari beliaulah, saya mulai mengetahui jati diri Hasan Gipo sebenarnya. 


Hasan Basri, Ketua PBNU pertama pendamping KH. Hasyim Asy'ari, cicit dari Abdul Latif Tsaqifuddin alias Sagipoddin, Penghulu keluarga Gipo Surabaya-Yayasan IKSA, dengan rekayasa digital -

Hasan Gipo, bernama asli Hasan Basri. Ia adalah Presiden HBNO pertama yang mendampingi Rais Akbar NU Hasyim Asy’ari. Ia adalah putra dari Abdullah bin Tarmidzi, putra dari Abdul Latif.

Abdul Latif adalah seorang pengusaha di daerah Ampel. Ia punya banyak aset dan bisnis di sekitaran Kalimas. Seperti gudang, penginapan dan toko. Sepulang dari berhaji di Makkah, Abdul Latif punya nama lain, yakni “Tsaqifuddin.”

BACA JUGA:Kisah Langgar Gipo (Bagian 2): Pendiri NU dan Muhammadiyah Bersemayam Dalam Satu Petak Makam

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: