Mengenang Pertunjukan Akbar Ibadah Haji
ILUSTRASI mengenang pertunjukan akbar ibadah haji.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
Setiap tamu Allah pasti selalu teringat tatkal melaksanakan proses ibadah haji. Selalu terbayang tatkala ia mengelilingi Ka’bah (tawaf), berjalan mondar-mandir antara Bukit Shafa dan Marwah (sai), berkumpul di Arafah (wukuf), melontar dengan batu-batu kecil (jumrah), bermalam (mabit) di Muzdalifah dan Mina, menggunting atau mencukur rambut (tahalul), serta mencium batu hitam (hajar Aswad).
Khusus jamaah haji laki-laki, juga ada ketentuan yang harus dipatuhi. Misalnya, kewajiban menggunakan pakaian ihram. Dua helai kain putih yang tidak berjahit. Pada saat tertentu juga tidak diperkenankan untuk menggunakan alas kaki yang menutup mata kaki.
Jika pakaian ihram telah dikenakan, tidak boleh lagi bersolek. Bersisir, menggunting kuku, dan mencabut bulu. Apabila dilakukan saat berpakaian ihram, akan dikenai denda. Terlebih lagi jika bercumbu, membunuh binatang, dan mencabut tanaman.
Semua larangan itu harus dijauhi karena Allah semata. Hanya dengan menyerahkan diri seutuhnya kepada Allah, para jamaah akan memahami peran yang dimainkan dalam keseluruhan proses ibadah haji.
Semoga tamu-tamu Allah yang mulai kembali ke tanah air atau tepatnya ke kampung halaman masing-masing memperoleh haji mabrur. (*)
BIYANTO, guru besar UIN Sunan Ampel dan sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur-Dok Pribadi-
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: