Mengenang Pertunjukan Akbar Ibadah Haji

Mengenang Pertunjukan Akbar Ibadah Haji

ILUSTRASI mengenang pertunjukan akbar ibadah haji.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

PELAKSANAAN ibadah haji 2024 telah selesai. Setiap jamaah haji pasti memiliki pengalaman keagamaan yang berbeda selama rangkaian ibadah haji

Setelah melakukan ibadah wukuf di Arafah, bermalam (mabit) di Muzdalifah, dan melempar jumrah (jamarat) di Mina, seluruh jamaah haji secara bertahap kembali ke Makkah untuk melaksanakan tawaf, sai, dan memotong rambut (tahalul).

Jamaah yang kembali ke Makkah lebih awal (nafar awwal) tentu akan lebih cepat menuntaskan proses ibadah haji. Umumnya jamaah haji asal Indonesia termasuk kelompok yang mengambil nafar awwal agar secepatnya kembali ke Makkah dan menyelesaikan ibadah haji. 

BACA JUGA: Saat Cuaca, Masalah Haji yang Tersisa

Sementara itu, ada sebagian jamaah haji yang menambah hari untuk bermalam di Mina. Mereka kembali ke Makkah lebih akhir (nafar tsani). Dengan selesainya tahalul, berarti tuntaslah rangkaian pelaksanaan ibadah haji. Karena itu, jamaah haji yang berangkat gelombang pertama secara bertahap akan pulang ke tanah air. 

Namun, sebelum kembali ke tanah air, jamaah haji terlebih dulu harus melakukan tawaf wada’ (perpisahan). Setelah melakukan tawaf wada’, jamaah haji tidak kembali ke Masjidilharam. Mereka bersiap pulang ke kampung halaman.  

Jamaah haji yang termasuk gelombang kedua secara bertahap akan berangkat ke Madinah. Di Kota Madinah Al-Munawwarah jamaah haji berkesempatan untuk salat berjamaah di Masjid Nabawi. 

Umumnya jamaah haji asal Indonesia akan melakukan salat arba’in (40 kali salat berjamaah) di Masjid Nabawi. Di Masjid Nabawi jamaah haji berkesempatan untuk bermunajat di raudhah. Juga, berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar, dan Umar bin Khattab.

ANTREAN MENGULAR

Musim haji tahun ini pemerintah Indonesia memperoleh kuota 241.000 jamaah. Perinciannya, 221.720 kuota jamaah haji reguler dan 19.280 kuota jamaah haji khusus. Jumlah calon jamaah haji (CJH) tahun ini tergolong yang terbesar dalam sejarah. 

Secara bertahap, CJH itu diberangkatkan ke Tanah Suci dalam dua gelombang. CJH diberangkatkan dari 14 embarkasi haji di seluruh Indonesia. Kuota jumbo yang diberikan pemerintah Kerajaan Arab Saudi patut disyukuri. Dengan kuota sebesar itu, pemerintah Indonesia setidaknya dapat memangkas antrean CJH. 

Data Sistem Informasi Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama menunjukkan bahwa antrean CJH di beberapa provinsi sudah lebih dari 30 tahun. 

Antrean CJH sepanjang itu terjadi di Provinsi Aceh, Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Selatan. Bahkan, antrean CJH di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan nyaris mencapai 45–50 tahun. 

Pertanyaannya, mengapa antrean CJH terus mengular? Jawabnya, jumlah antrean CJH yang terus mengular menunjukkan perekonomian umat makin membaik. Sebab, untuk memperoleh kuota CJH, seseorang harus menyetor puluhan juta rupiah ke bank-bank mitra Kementerian Agama. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: