Mitos dan Fakta seputar Kopi Luwak

HARIAN DISWAY - Kopi luwak atau kopi civet, telah lama menjadi salah satu minuman paling eksotis dan mahal di dunia. Dengan proses pembuatan yang unik melibatkan luwak, kopi ini menawarkan cita rasa yang berbeda dari kopi konvensional.

Namun, di balik popularitasnya, terdapat banyak mitos dan fakta yang sering kali membingungkan konsumen. Berikut dibahas beberapa mitos dan fakta seputar kopi luwak.

Mitos 1: Kopi Luwak Selalu Lebih Enak

Salah satu mitos yang umum adalah bahwa kopi luwak selalu lebih enak dibandingkan dengan kopi lainnya. Faktanya, selera adalah hal yang subjektif.

Meskipun banyak yang menganggap kopi luwak memiliki rasa yang lebih halus dan kompleks, tidak semua orang setuju. Beberapa penikmat kopi lebih menyukai karakteristik rasa dari kopi biasa.

BACA JUGA: 10 Makanan dan 5 Aktivitas untuk Turunkan Kolesterol Setelah Iduladha

BACA JUGA: Hindari 5 Makanan Ini yang Bisa Memicu Sakit Jantung

Fakta 1: Proses Pembuatan yang Unik

Salah satu fakta yang tidak bisa dipungkiri adalah proses pembuatan kopi luwak yang unik. Luwak, atau musang kelapa, memakan buah kopi yang matang dan mencerna biji kopinya.

Biji kopi kemudian mengalami fermentasi di dalam perut luwak, sebelum dikeluarkan bersama kotoran. Proses fermentasi alami ini diyakini mengurangi rasa pahit dan memberikan rasa yang lebih halus pada biji kopi.

Mitos 2: Semua Kopi Luwak Diproduksi dengan Cara yang Sama

Ada anggapan bahwa semua kopi luwak diproduksi dengan cara yang sama dan berasal dari luwak liar. Kenyataannya, tidak semua kopi Luwak dihasilkan dari luwak liar.

BACA JUGA: Kopitiam di Four Points Tunjungan Plaza Surabaya Bawa Pengalaman Kuliner Tradisional

Sebagian besar kopi Luwak komersial saat ini diproduksi dari luwak yang diternakkan dalam kandang. Kondisi ini seringkali menimbulkan kontroversi terkait kesejahteraan hewan dan etika produksi.
Kopi luwak atau kopi civet, telah lama menjadi salah satu minuman paling eksotis dan mahal di dunia. --Pinterest

Sumber: