Sipepek dan Simontok

Sipepek dan Simontok

ilustrasi by Gusti--

Seolah tak mau kalah, Pemkab Pemalang, Jateng, punya program baru. Namanya Sisemok. Akronim program Sistem Informasi Organisasi Kemasyarakatan. Ini juga tidak mewakili proporsional kepanjangan programnya. Alias sengaja dipaksakan. Tujuan program ini untuk perizinan partai politik, yayasan, dan ormas di sana.

Pertanyaannya, mengapa baru-baru ini beberapa pemerintah daerah membikin akronim nama program yang berbau seksual? Yang bisa menjawab, ya mereka-mereka sendiri. 

Tapi, politisi suka membikin akronim suatu program. Tujuannya supaya gampang diingat masyarakat. Di Amerika juga begitu.

Dikutip dari The Washington Post, 3 Agustus 2015 berjudul: 364 bills that have been introduced in Congress, ranked by acronym quality, disebutkan ada triliunan RUU di sana. Sebagian dari RUU itu (364 RUU) dijadikan akronim.

Salah satunya yang diusulkan Senator Bob Menendez. Nama RUU-nya Conserving Ecosystems by Ceasing the Importation of Large Animal Trophies Act." Or, the CECIL Act. 

Itu diterbitkan sebagai reaksi dari kejadian seorang dokter gigi di Minnesota, AS, berburu ke Afrika, membunuh seekor singa di Zimbabwe, Afrika Tenggara. Caranya, singa itu dipancing keluar dari habitatnya kemudian ditembak mati. Tujuan pemburuan untuk mengambil kulit lengkap dengan bulunya untuk pajangan. Atau, di RUU Menendez disebut Animal Trophies.

Tapi Menendez cerdas. The Post menyebutkan: “Tentu saja Anda mengerti arti akronim Menendez. Itulah nama singa.”

Jika hal itu dilacak, ketemulah legenda singa bernama Cecil. Itu diceritakan pendongeng bernama Calvet, yang lahir dan dibesarkan di sebuah desa kecil di Zimbabwe Selatan. Ia, seperti banyak orang Afrika, menyukai hutan dan binatang buas. Ia pandai mendongeng. Ia pemandu wisata Taman Nasional Hwange, Linkwasha, 1995. Lokasinya di tepi Dataran Tinggi Ngamo, Zimbabwe, Afrika Tenggara,

Calvet terhadap wisatawan yang datang ke sana, selalu mendongeng tentang singa jantan Cecil dan anaknya diberi nama Xanda (jantan).

Cecil dan Xanda kokoh, kuat, ganas. Mereka penguasa. Mendominasi teritori, wilayah Timur Taman Nasional di Konsesi Linkwasha. 

Suatu hari, datanglah dua singa jantan bersaudara dari arah utara, Bush (namanya sama dengan presiden Amerika) dan Bhubesi. Mereka memasuki teritori Cecil dan Xanda.

Tak ayal, duel. Pertarungan dua lawan dua. Sama-sama ganas. Sangat ulet. Berdarah-darah. Diselingi gemuruh auman mereka saat menyerang lawan. 

Akhirnya Cecl dan Xanda menang. Walau terluka parah. Dua musuh pilih meninggalkan wilayah itu, rupanya mereka tak sanggup terluka lebih parah lagi. Cecil-Xanda tetap berkuasa di wilayah tersebut.

Usai duel, Cecil menyadari bahwa anaknya itu menjadi lebih kuat. Xanda bukan lagi bayi yang lucu, tapi remaja yang kuat. Lantas, Cecil mengusir Xanda dari wilayah itu. Beda dengan manusia yang rerata bangga pada anaknya yang lebih kuat dan pintar daripada ortu, singa tidak begitu. Ortu singa justru merasa terancam jika anaknya sudah besar dan kuat. 

Xanda diusir, menurut. Ia pergi mencari wilayah baru. Di saat Cecil sendirian menguasai teritori itu, Bush dan Bhubesi muncul lagi. Langsung, menerjang Cecil. Kali ini pertarungan dua lawan satu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: