Cheng Yu Pilihan Ketua Harian Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Tengah Reynald Gouw: Sai Weng Shi Ma, Yan Zhi Fei Fu

Cheng Yu Pilihan Ketua Harian Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Tengah Reynald Gouw: Sai Weng Shi Ma, Yan Zhi Fei Fu

Cheng yu pilihan Ketua Harian Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Tengah Reynald Gouw: sai weng shi ma, yan zhi fei fu. -tim desain grafis Harian Disway-dokumen pribadi

ANDA mungkin juga pernah membaca berita tentang penumpang yang ketinggalan pesawat. Perasaannya pasti gondok sekali awalnya. Tapi ternyata pesawat yang mestinya ditumpanginya tadi mengalami kecelakaan dan tidak ada yang selamat.

Berarti benar apa yang jadi pegangan hidup Reynald Gouw, ketua harian Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Jawa Tengah. "When we lose things, we gain things too." Ketika kita kehilangan sesuatu, sejatinya kita juga mendapatkan sesuatu.

Semakna dengan moto Reynald, dalam khazanah filosofi Tiongkok klasik ada satu cheng yu atau pepatah yang disadur dari kisah yang terdapat dalam Huainanzi, kitab yang ditulis oleh Liu An, salah seorang pangeran dinasti Han yang hidup pada kisaran 179 hingga 122 SM.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Bupati Kendal Dico M. Ganinduto: Feng Nian Yu Huang Nian Gu

Bunyinya: "塞翁失马,焉知非福" (sài wēng shī mǎ, yān zhī fēi fú). Terjemahan harfiahnya kira-kira: kehilangan kuda bukan berarti petaka. Ceritanya begini: pada zaman dahulu, ada bangsawan yang kehilangan kudanya. Usut punya usut, rupanya kudanya kabur ke markas musuhnya.

Namun, saat orang-orang berbondong-bondong menenangkannya, ia malah menjawab santai.  "Kok bisa kalian memastikan ini bukan nasib baik saya?" Beberapa bulan setelahnya, kudanya tadi kembali ke rumah sang bangsawan.

Kudanya tidak sendirian, melainkan membawa serta kuda lain dari markas musuhnya. Tetapi, tatkala orang-orang kompak mengucapkan selamat kepadanya, ia justru menimpali, "Kok bisa kalian memastikan ini bukan nasib buruk saya?"

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Dosen Filsafat Hukum di Fakultas Hukum Universitas Proklamasi 45, Yogyakarta Antonius M. Laot Kian: Juan Tu Chong Lai

Tak berselang lama, anak sang bangsawan yang coba menunggang kuda dari markas musuhnya itu terjatuh dan kakinya patah. Ia jadi cacat seumur hidup. Orang-orang meratapinya, tapi sang ahli nujum bertanya, "Kok bisa kalian memastikan ini bukan nasib baik saya?"

Setahun kemudian, musuh negara sang bangsawan tinggal mengomandani pasukan besar-besaran untuk memerangi negara sang bangsawan. Seluruh anak muda di negaranya diperintahkan untuk ikut perang, terkecuali penyandang disabilitas.

Sialnya, dari yang ikut perang, rata-rata meninggal; sedangkan yang tidak meninggal, mayoritas sekarat; menyisakan anak sang bangsawan yang selamat sebab tak perlu ikut perang.

BACA JUGA: Cheng Yu Pilihan Kandidat Doktor Ilmu Politik di UC Berkeley Johnathan Guy: Bu Pian Bu Yi

Dari cerita itu, Liu An lantas menyimpulkan: yang tampak seperti bencana bisa jadi merupakan keberuntungan, yang tampak seperti keberuntungan bisa jadi merupakan bencana.

Untuk itulah, saat mendapatkan keberuntungan, kita mesti selalu waspada; saat mendapatkan sesuatu yang tidak mengenakkan, kita mesti selalu berbaik sangka. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: