Gigi Jazz Project Debut di Jazz Gunung Bromo 2024, Racikan Anyar yang Tetap Gigi Banget

Gigi Jazz Project Debut di Jazz Gunung Bromo 2024, Racikan Anyar yang Tetap Gigi Banget

GIGI Jazz Project debut di Jazz Gunung Bromo 2024, 20 Juli 2024.-Doan Widhiandono-Harian Disway-

Dan mereka mengakui bahwa untuk tampil di Jazz Gunung Bromo 2024, grup tersebut harus berlatih khusus. Yakni, dua kali. Sangat singkat. Tentu, itu tak terlepas dari musikalitas personel plus chemistry yang sudah mereka bangun selama 30 tahun bersatu dalam satu grup.


GIGI Jazz Project debut di Jazz Gunung Bromo 2024, 20 Juli 2024. Foto: Armand Maulana diapit Budjana (kanan) dan pemain saksofon.-Jazz Gunung Official-

"Malu lah ama nama Gigi Jazz Project kalau kita tampilnya asal-asalan," kata Armand.

BACA JUGA:Hari Kedua Jazz Gunung Bromo 2024, Tampilkan Vina Panduwinata hingga Gigi Jazz Project

Aransemen khusus itu memang wajib. Sebab, mereka tampil membawakan lagu-lagu lawas yang versi aslinya sudah akrab di telinga orang. Sebut saja, Nakal, Janji, Andai, Kembalilah Kasih, Djomblo, Terbang, 11 Januari, atau Ya Ya Ya.

Sesuai janjinya, Gigi Jazz Project tidak hanya berbeda dalam hal nama. Formasinya pun bertambah. "Biasanya, Gigi jarang banget pakai additional player, sekarang kita pakai," kata Armand di depan penonton yang mengisi amphitheatre Jiwa Jawa Resort, Probolinggo.

Gigi Jazz Project dilengkapi dua pemain brass: satu terompet dan satu saksofon. Plus satu pemain keyboard: Rio Ricardo.

Benar pula, rasa jazz-nya menyeruak. Aransemennya berbeda dengan lagu aslinya. Sesekali muncul nada-nada "miring" pada permainan keyboard. Agak nge-blues.

BACA JUGA:Jazz Gunung Bromo 2024, Jaga Api Semangat Mendiang Djaduk Ferianto

Hendy pun tetap bisa mengeksplorasi gebukan drum. Tanpa harus sok nge-jazz dengan pukulan-pukulan syncope alias "menggantung."


GIGI Jazz Project debut di Jazz Gunung Bromo 2024, 20 Juli 2024. Foto: Hendy tampil dengan gebukan drum yang asyik.-Jazz Gunung Official-

Budjana yang selalu tampil kalem terasa nyaman di pojok panggung sembari mengeksplorasi petikan melodi plus efek suara.

Thomas yang mengaku "bukan anak jazz" ternyata bisa menyuguhkan walking line bass yang jazzy. Nada-nada kromatis (nada setengah) dieksplorasi. Jemarinya menjelajah leher gitar, melawan dinginnya Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang kadang bisa membuat jari kaku.

"Thomas tadi enggak datang latihan. Ternyata di kamaaaar terus. Latihan bass terus, biar bisa nge-jazz," kata Armand. Seperti biasa, suami Dewi Gita itu tampil energik. Menjelajah panggung dengan gaya khas. Melempar dan membolak-balik mikrofon.

BACA JUGA:Jazz Gunung Bromo 2024, Dewa Budjana Janjikan Penampil yang Warna-Warni

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: