Presiden laksana Bebek (Tidak) Lumpuh

PENCALONAN di pilkada sedang ramai di KPU dan medsos. Namun, tak kalah menariknya mencermati manuver Presiden Jokowi yang membalikkan teori dan prediksi pengamat. 

Banyak yang menilai, Jokowi tak menarik lagi setelah penetapan presiden terpilih. Dinilai akan menjadi bebek lumpuh selama transisi. Sebab, semua pihak mulai berpaling ke presiden berikutnya.

Ternyata tidak. Jokowi malah makin menunjukkan taringnya. Ia tetap melakukan strategi yang tetap membuat dirinya menjadi pusat gerakan.

BACA JUGA: Upacara HUT Kemerdekaan Para Mantan Presiden Indonesia

BACA JUGA: Pemakzulan Presiden Joko Widodo

Manuvernya tak hanya membuat para menteri ketar-ketir. Coba bayangkan, tinggal dua bulan turun panggung, masih sempat-sempatnya reshuffle. Ganti menteri. 

Apa efektif ganti menteri dalam waktu singkat itu. Apakah rakyat bisa merasakan manfaat signifikan. Malah yang muncul ketegangan baru dengan PDIP. Sebab, dua anak buah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dicopot.

SBY, saat akan mengalihkan kekuasaan ke Jokowi, terasa sangat smooth. Setelah KPU menetapkan Jokowi sebagai pemenang pemilu (2014), malah yang sibuk saat itu adalah tim transisi Jokowi. 

BACA JUGA: Cawe-Cawe Presiden Jokowi di Pilpres 2024

BACA JUGA: Gasing Bola Bikin Presiden Pusing

SBY tak banyak melakukan kebijakan yang sangat berpangaruh, termasuk ganti menteri. Tak ada heboh KLB atau munaslub parpol. SBY terlihat seperti bebek lumpuh karena pusat perhatian publik dan media sudah beralih ke Jokowi dan timnya.

Sekarang bagai langit dan bumi. Presiden yang akan lengser justru menjadi sorotan publik dan media karena langkah politiknya. Jejak cawe-cawe Jokowi tercium dalam munaslub Golkar, misalnya. Itu tersirat dari pidato Bahlil Lahadalia yang mengambil alih kursi ketum Golkar.

Perkataan Bahlil yang menyebut dirinya takut dengan raja Jawa mengindikasikan adanya tangan-tangan kuat di balik pergantian ketua umum Golkar. Banyak yang mempersepsi raja Jawa itu: Jokowi.

BACA JUGA: Presiden Luar Jawa

Sumber: