Eksekutif Microsoft: Chatbot AI Harus Belajar Mengatakan Tidak Tahu, Jangan Halu!
Menerima perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) adalah salah satu tips menghadapi perkembangan AI dengan bijak. -Rawpixel.com-Freepik.com
Singh bergabung dengan Microsoft pada bulan Januari dan musim panas ini ia menjadi kepala tim yang mengembangkan "Copilot." Perangkat tersebut merupakan asisten AI Microsoft yang dirancang untuk bidang penjualan, akuntansi, dan layanan daring.
Aplikasi-aplikasi ini memiliki tugas berat untuk menghasilkan pendapatan dan membenarkan investasi besar dalam AI generatif.
Pada puncak popularitas AI, perusahaan rintisan di balik teknologi ini berjanji untuk menyediakan sistem yang sangat canggih. Sehingga hal ini bisa "mengangkat kemanusiaan" seperti yang diungkapkan oleh Sam Altman, kepala OpenAI yang sebagian besar didanai oleh Microsoft.
Namun, untuk saat ini, teknologi baru tersebut terutama digunakan untuk meningkatkan produktivitas dan, diharapkan juga dapat meningkatkan laba perusahaan.
Menurut Microsoft, Copilot bisa melakukan penelitian untuk tenaga penjualan, menghemat waktu mereka dalam menghubungi pelanggan.
BACA JUGA:Kecerdasan Buatan Baidu Pesaing ChatGPT
BACA JUGA:7 Tool AI Gratis Bantuin Pekerjaan Jadi Lebih Mudah Selain ChatGPT
Misalnya, Lumen, sebuah perusahaan telekomunikasi, dilaporkan menghemat sekitar USD 50 juta per tahun dengan menggunakan teknologi ini. Tim Singh juga bekerja untuk mengintegrasikan Copilot langsung ke dalam perangkat lunak Microsoft dan membuatnya lebih otonom.
"Misalnya, jika saya seorang tenaga penjualan dan menerima panggilan dari pelanggan," jelas Singh.
"Dua minggu kemudian model tersebut dapat mengingatkan saya untuk menindaklanjuti, atau lebih baik lagi. Dengan canggih dapat langsung mengirim email atas nama saya jika sudah ada persetujuan untuk melakukannya," tambahnya.
Dengan kata lain, sebelum menemukan solusi untuk pemanasan global, AI diharapkan dapat membebaskan manusia dari tugas-tugas yang membosankan dan berulang.
Google luncurkan Gemini diklaim dapat mengungguli ChatGPT-Screenshoot/YouTube-
"Kita masih berada di babak pertama," ujar Singh. Saat ini, banyak dari inovasi ini berfokus pada peningkatan produktivitas, tetapi mereka memiliki potensi manfaat yang jauh lebih besar.
Apakah semua peningkatan produktivitas ini akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan?
BACA JUGA:Presiden Jokowi: Jangan Takut dengan AI, Menkominfo Susun SE Etika Artificial Intelligence
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: agence france-presse