Misteri Pembunuhan Pasutri di Green Lake Cipondoh, Tangerang

Misteri Pembunuhan Pasutri di Green Lake Cipondoh, Tangerang

ILUSTRASI misteri pembunuhan pasutri inisial RB dan BK di Green Lake Cipondoh, Tangerang.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Waktu itu Clare kembali dari tiga hari di Skotlandia untuk mengunjungi saudaranyi pada malam sebelum pembunuhan. Pasangan itu kemudian pergi ke Trafford Centre, tempat Clare memberi tahu Munro bahwa pernikahan mereka telah berakhir.

Di Minggu yang cerah itu, Munro-Clare berdebat sengit tentang masalah pernikahan mereka di rumah mereka di Chiltern Road, Culcheth. Munro hendak memotong roti malt dengan pisau dapur ketika mulai berteriak dan menyerang Clare serta menikamnyi bertubi-tubi.

Clare berdarah-darah, berjuang ngesot mencapai puncak tangga rumah. ”Munro terus menyerangnyi di sana,” kata hakim di pengadilan.

Munro mengizinkan Clare melakukan panggilan darurat dan hendak meninggalkan rumah ketika ia menikam istrinya lagi.

Panggilan 999 dilakukan Clare tanpa sepengetahuan Munro dan akhir serangan itu terekam CCTV yang diputar di pengadilan. Melalui saluran 999 Clare berkata, ”Saya sekarat, saya sekarat…”

Setelah itu, Clare terdiam. Mungkin sudah mati. Munro masih berulang-ulang menusuk tubuh Clare. Total tikaman jadi 51 kali.

Munro kemudian berkata, ”Aku benar-benar minta maaf Clare, tetapi kamu tahu apa yang telah kamu lakukan kepadaku. Aku benar-benar minta maaf.”

Hasil pemeriksaan forensik, banyak di antara 51 tikaman itu yang dilakukan setelah kematian Clare. Tapi, tidak diungkap, pada tikaman keberapa yang mematikan.

Jaksa John McDermott Q.C. menggambarkannya sebagai ”serangan berkelanjutan dan penuh kekerasan”. Munro meninggalkan jasad istrinya di lantai dapur. Ia kemudian ditangkap di lapangan terbuka di belakang rumahnya.

Dalam pernyataan polisi, ia berkata, ”Saya tidak tahu mengapa saya melakukan apa yang saya lakukan atau apa yang saya pikirkan saat itu atau apa yang merasuki saya untuk melakukan itu.”

Hakim memaparkan bahwa serangan Munro terjadi setelah ia memata-matai istrinya selama beberapa waktu dengan menggunakan alat pelacak dan teknologi yang memungkinkan ia merekam video dari telepon genggam istrinya.

Jaksa McDermott menggambarkan Munro sebagai ”pria yang suka memegang kendali” dan jarang mengizinkan istrinya membelanjakan uang.

Problem perkawinan mereka dimulai satu atau dua tahun sebelum pembunuhan, tetapi meningkat setelah Clare mulai berselingkuh yang menurut pengadilan disebabkan ”perilaku Munro yang kejam dan suka mengontrol”.

Contoh kasus di Inggris itu cuma mirip dalam jumlah tikaman dengan kasus di Cipondoh. Menggambarkan kebencian suami ke istri secara mendalam. Di Inggris akibat kecemburuan. Di Cipondoh belum terungkap.

Sangat mungkin kasus di Cipondoh adalah pembunuhan, kemudian pelaku bunuh diri. Polisi tetap berusaha mengungkap motif pembunuhan meski terduga pelaku sudah meninggal. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: