Rekor Harga Emas
ILUSTRASI rekor harga emas. Emas Aneka Tambang, misalnya, sempat diperdagangkan pada harga Rp 1.444.000 per gram.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-
PANASNYA geopolitik yang berdampak pada ketidakpastian ekonomi tampaknya masih akan berlangsung lama. Itu terlihat dari kebijakan berbagai bank sentral yang terus mengoleksi emas yang dinilai sebagai safe heaven. bank sentral Polandia sudah memborong 14 ton emas selama Juli dan total 33 ton dalam empat bulan terakhir. Begitu juga bank sentral Uzbekistan dan India.
Data World Gold Council (WGC), selama Juli, pembelian oleh bank sentral dunia telah mencapai 37 ton. Itu naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan biasanya. Sekitar 206 persen secara bulanan. Pembelian Juli itulah yang terbanyak setelah Januari lalu yang mencapai 45 ton.
Yang menarik, aksi pembelian emas itu seperti abai terhadap harga. Bank-bank sentral tetap saja memborong logam mulia tersebut meski harganya terus meroket. Seperti tidak ada safe heaven selain emas.
BACA JUGA: Update Harga Emas Antam Hari Ini, Masih Kokoh Rp 1,41 Juta per Gram
Pembelian besar-besaran oleh bank sentral itu memicu aksi beli emas di pasar spot maupun futures. Kemarin harga emas masih mencapai harga tertingginya sepanjang sejarah. Tercatat, harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar commodity exchange (COMEX) kemarin sempat menyentuh USD 2.613,3 per troy ounce (31,11 gram). Itu adalah harga tertinggi emas sepanjang sejarah.
Di Indonesia, harga logam mulia itu juga mencatat rekor tertingginya. Emas Aneka Tambang, misalnya, sempat diperdagangkan pada harga Rp 1.444.000 per gram. Naik dan turun mengikuti harga emas dunia. Namun, tetap pada harga tinggi.
Ilustrasi emas antam--HO/Ist
Dengan harga itu, dari awal tahun harga emas sudah naik lebih dari 25 persen. Sebagai sebuah investasi, harga emas dalam sebulan ini telah naik 3,2 persen dan 33 persen dalam setahun. Dalam jangka panjang, emas sangat perkasa. Dalam lima tahun ini, harga emas telah naik 71 persen dan 538 persen dalam 20 tahun ini.
Melihat catatan itu, tampak emas benar-benar menjadi instrumen investasi yang sangat menarik. Dalam jangka panjang, kenaikannya konsisten. Bahkan, dalam jangak pendek, emas bisa memberikan return yang signifikan, 3,2 persen dalam sebulan ini. Maka, emas benar-benar menjadi safe heaven. Instrumen yang stabil di tengah gejolak ekonomi.
Emas memang memiliki karakter kuat sebagai safe heaven. Emas mudah dikonversi menjadi cash dengan tanpa kehilangan nilai yang signifikan. Emas tidak mudah digantikan instrumen lain dan punya nilai guna dalam jangka panjang. Selain itu, kualitas emas tidak akan menurun seiring bertambahnya waktu.
Ilustrasi emas batangan.--
Diperkirakan, harga emas masih akan bisa melambung lagi. Itu mengingat emas tetap menjadi pilihan saat kondisi perekonomian global sedang tidak baik seperti saat ini. Selain itu, kenaikan harga emas seiring keyakinan pasar atas pemangkasan suku bunga AS dalam rapat Federal Reserve (The Fed) pada 17-18 September ini.
Jika benar The Fed menurunkan tingkat bunga, itu akan menjadi pemotongan suku bunga kali pertama dalam empat tahun terakhir. Pelaku pasar memprediksi pemangkasan suku bunga 0,25–0,5 persen pekan ini. Kenaikan harga logam kuning juga didukung melemahnya dolar AS.
Sebab, melemahnya dolar AS membuat emas jadi lebih murah bagi pembeli dengan mata uang selain dolar AS. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah juga membuat emas jadi lebih menarik karena bukan merupakan instrumen investasi yang memberikan bunga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: