IAPA dan Sungkyunkwan University di Korsel Bahas Perkembangan Administrasi Publik
Prof. Gi-Heon Kwon dari Sungkyunkwan University diapit dua presenter dari FISIP UNAIR Putu Aditya Ferdian Ariawantara (kiri) dan Sulikah Asmorowati.-Humas IAPA-
Sungkyunkwan University di Korea Selatan menjadi tuan rumah Simposium Internasional bekerja sama dengan asosiasi keilmuwan pada administrasi publik yaitu IAPA (Indonesian Association for Public Administration),. Acara berlangsung mulai 24 hingga 27 September 2024.
Ini dapat menjadi platform bagi para akademisi, praktisi, dan pengambil kebijakan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bidang administrasi publik. Dengan tema besar yang mencakup Smart Governance, Big Data, dan Data-Driven Policy Making, simposium ini bertujuan untuk menjembatani ilmu pengetahuan dengan praktik nyata dalam pemerintahan.
Simposium dengan tema Smart Governance, Big Data, dan Data-Driven Policy Making sangat penting dalam konteks perkembangan administrasi publik dan kebijakan pemerintahan di era digital saat ini. Dengan semakin kompleksnya tantangan yang dihadapi pemerintah, seperti perubahan iklim, urbanisasi, dan ketidaksetaraan sosial, penggunaan teknologi informasi dan data besar menjadi krusial untuk menciptakan kebijakan yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Peranan Teknologi Digital dalam Pemerintahan
Smart Governance merujuk pada pendekatan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi, transparansi, dan partisipasi publik dalam proses pengambilan keputusan. Dalam simposium ini, peserta akan membahas bagaimana penerapan prinsip-prinsip smart governance dapat membantu pemerintah dalam merespons tuntutan masyarakat dengan lebih cepat dan akurat. Misalnya, penggunaan aplikasi mobile untuk pengaduan masyarakat atau platform online untuk konsultasi publik dapat meningkatkan keterlibatan warga dalam proses pemerintahan.
Sementara itu, Big Data berperan sebagai sumber informasi yang sangat berharga bagi pengambil kebijakan. Dengan volume data yang terus meningkat dari berbagai sumber, termasuk media sosial, sensor IoT (Internet of Things), dan transaksi digital, pemerintah memiliki kesempatan untuk menganalisis pola perilaku masyarakat dan tren yang mungkin tidak terlihat sebelumnya.
Prof. Gi-Heon Kwon, Ph.D., dari Sungkyunkwan University di Korea Selatan memberi paparan dalam Simposium Internasional yang bekerja sama dengan asosiasi keilmuwan pada administrasi publik yaitu IAPA (Indonesian Association for Public Administration).-Humas IAPA-
Dalam simposium ini, diskusi akan mencakup teknik analisis data yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat secara lebih tepat sasaran, serta bagaimana data tersebut dapat diintegrasikan ke dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kebijakan.
Data-Driven Policy Making merupakan pendekatan yang mengedepankan bukti dan data dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ini memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan bukan hanya berdasarkan asumsi atau pengalaman masa lalu, tetapi juga didukung oleh analisis data yang mendalam.
Dalam simposium ini, peserta akan belajar tentang berbagai metode pengumpulan dan analisis data yang dapat digunakan untuk mendukung pembuatan kebijakan yang lebih baik. Diskusi tentang tantangan etis terkait penggunaan data pribadi juga akan menjadi fokus penting, mengingat perlunya menjaga privasi dan keamanan informasi warga.
Dampak Simposium
Selain itu, simposium ini juga memberikan platform bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik dalam penerapan smart governance dan data-driven policy making. Dengan menghadirkan pembicara kunci dari berbagai latar belakang, termasuk akademisi terkemuka dan praktisi di lapangan, peserta akan mendapatkan wawasan baru tentang bagaimana inovasi dalam administrasi publik dapat diterapkan secara nyata.
Pentingnya simposium ini juga terletak pada kemampuannya untuk memperkuat kolaborasi antar negara dalam menghadapi tantangan global. Dengan mengumpulkan pemangku kepentingan dari berbagai belahan dunia, simposium ini mendorong pertukaran ide dan pengalaman yang dapat memperkaya perspektif peserta. Kerja sama internasional dalam bidang teknologi informasi dan kebijakan publik sangat diperlukan untuk menciptakan solusi inovatif yang dapat diterapkan secara global.
Secara keseluruhan, simposium dengan tema Smart Governance, Big Data, dan Data-Driven Policy Making bukan hanya sekadar acara akademis; hal ini merupakan langkah strategis menuju peningkatan kualitas pemerintahan di seluruh dunia. Dengan memanfaatkan teknologi modern dan analisis data yang tepat, pemerintah dapat menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan rakyatnya serta lebih efektif dalam mengelola sumber daya publik. Hal ini akan berkontribusi pada terciptanya masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: