Cekik Mati Asmara LDR

Cekik Mati Asmara LDR

ILUSTRASI cekik mati asmara LDR. Pembunuhan wanita berbaju pink di Mojokerto.-Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

BACA JUGA: Asmara Berondong di Mutilasi Bekasi

BACA JUGA: Latar Asmara, Mutilasi Wanita di Bekasi

Mereka akhirnya janjian kencan. Dirancang bertemu di alun-alun Kediri, Kamis, 12 September 2024, pukul 21.00 WIB. Dua hari sebelum pertemuan, Dedi memesan pelat nomor mobil di tukang pinggir jalan. Nomornya B 2557 KOM. Pesanan ditunggu langsung jadi.

Akhirnya mereka bertemu. Itulah kencan pertama mereka. Dedi tiba di lokasi lebih dulu. Ia naik angkutan umum dari Tulungagung. Tapi, ia menyimpan pelat nomor itu di tasnya. Anik tiba dengan mengendarai mobil Suzuki Baleno abu-abu. Cocok dengan harapan Dedi. Klop.

Mereka basa-basi sebentar, lalu Dedi mengajak jalan-jalan ke Jombang. Di larut malam itu. Ternyata Anik setuju. Mereka berangkat, Dedi yang menyetir. 

Sampai di Jalan Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo, Jombang, sekitar pukul 23.00 WIB, Dedi menepikan mobil, berhenti. Suasana sekeliling gelap. Cuma ada lampu mobil itu.

Anik mengira Dedi lelah. Maka, ia hendak menggantikan menyetir. 

Tahu-tahu, Dedi memukul wajah Anik berkali-kali. Sampai korban lunglai. Kemudian, Dedi keluar dari mobil, mengganti pelat nomor dengan obeng dan kunci pas yang sudah dibawa. Setelah itu, ia kembali menyetir ke arah Mojokerto. 

Menjelang mobil sampai di hutan Pacet, di kaki Gunung Welirang, ia menghentikan mobil lagi. Ternyata Anik masih bergerak. Maka, perempuan itu ia cekik sekuat tenaga. Sampai tak bergerak lagi. Mayat dibuang di pinggir hutan Pacet. 

Dedi kabur membawa Baleno. Ia menguras harta korban. Sebuah smartphone, sebuah jam tangan merek Alexander Christie, tiga cincin emas, sejumlah uang, dan dua kartu ATM BRI atas nama Anik.

Mayat Anik ditemukan petugas hutan, Suyitno, Jumat, 13 September 2024, pukul 08.54 WIB. Suyitno lapor polisi. Segera tim polisi mengolah TKP dan mengevakuasi jenazah. Diketahui polisi, itu bukan TKP pembunuhan, melainkan TKP pembuangan mayat.

Sementara itu, Dedi kabur ke arah Malang. Sampai di Batu, Malang, ia balik arah menuju Surabaya. Sampai Surabaya, lanjut ke arah barat. Tiba di Sragen, Jateng, hari sudah siang. Ia makan di warung sambil mikir arah pelarian. Lalu, berangkat lagi.

Sampai di wilayah Kecamatan Sumberlawang, Sragen, sekitar pukul 14.30 WIB. Ia menghentikan mobil. Ia turun dari mobil, lalu mencegat kendaraan umum.

AKBP Ihram: ”Mobil korban ditinggal di tepi jalan oleh tersangka karena takut ditangkap polisi.”

Dari situ arah pelarian Dedi tak terdeteksi. Tim polisi berpencar memburu tersangka. Akhirnya tersangka diringkus di gubuk hutan sawit itu. Ia digelandang ke Mojokerto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: