Menlu Iran Abbas Araghchi Peringatkan Pembalasan Keras Jika Israel Serang Iran

Menlu Iran Abbas Araghchi Peringatkan Pembalasan Keras Jika Israel Serang Iran

Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Beirut pada Sabtu, 05 Oktober dini hari. --amp.theguardian

HARIAN DISWAY - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mendukung upaya gencatan senjata regional dengan Israel. Namun, ia juga memperingatkan bahwa Iran akan merespon dengan keras jika Israel melancarkan serangan balasan pada Iran.

Pernyataan tersebut disampaikan saat Abbas Araghchi berada di Beirut untuk bertemu dengan pejabat Lebanon pada Jumat, 04 Oktober 2024. Kunjungannya berlangsung tiga hari setelah serangan terbaru dalam serangkaian serangan yang meningkat dengan cepat.

“Jika Israel mengambil langkah atau tindakan apa pun terhadap kami, pembalasan kami akan lebih kuat dari yang sebelumnya,” kata Araghchi setelah bertemu dengan Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri.

Anda sudah tahu, pada Selasa, 01 Oktober 2024 lalu  Iran meluncurkan serangan rudal besar-besaran ke Israel. Iran mengatakan serangan tersebut merupakan balasan atas pembunuhan yang dilakukan Israel terhadap tokoh-tokoh senior Hizbullah, Hamas, dan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), termasuk pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan meningkatnya serangan di Lebanon.

BACA JUGA:Iran Serang Israel, Perang Dunia Ketiga di Depan Mata?


Asap mengepul setelah serangan udara Israel di Beirut pada Sabtu, 05 Oktober dini hari. -Bilal Hussein-amp.theguardian

Araghchi mengatakan kehadirannya ke Beirut menandakan dukungan Iran terhadap Hizbullah dan dukungan terhadap gencatan senjata di Lebanon dan Gaza secara bersamaan.

Araghchi mengatakan serangan Iran terhadap Israel adalah pembelaan diri yang sah berdasarkan Piagam PBB. "Tidak seperti Israel yang menargetkan wilayah permukiman, kami hanya menyerang pusat-pusat militer," katanya. 

Serangan Israel terhadap Lebanon, terutama di pinggiran selatan ibu kota padat penduduk yang terus berlanjut hingga kini. Pasukan Israel menggempur daerah tersebut dan penduduk setempat menggambarkan ledakan tersebut sebagai serangan paling keras sejauh ini di Beirut.

"Kami tidak bermaksud melanjutkan serangan, kecuali rezim Zionis memilih untuk melanjutkan serangannya," ujar Araghchi. 

BACA JUGA:Peran Nuklir dalam Konflik Iran-Israel: Ancaman yang Semakin Nyata?

Setidaknya 11 serangan berturut-turut dilaporkan mengguncang tanah Beirut hingga memicu gumpalan asap di atas langit Beirut pada Kamis malam, 03 Oktober 2024.

Militer Israel mengatakan serangan di Beirut telah menewaskan Mohammad Rashid Sakafi, kepala komunikasi Hizbullah. Namun, masih belum ada konfirmasi langsung dari Hizbullah.

Israel telah melakukan serangan udara mematikan di Beirut dan di seluruh negeri selama hampir dua pekan hingga menewaskan lebih dari 1.900 orang dan memaksa ratusan ribu orang meninggalkan rumah mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: amp.theguardian