Aborsi yang Ketahuan

Aborsi yang Ketahuan

ILUSTRASI Aborsi yang ketahuan. Hamil di luar nikah membuat cewek DAS, 20, keguguran di RSUD Pademangan, Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024. Dokter tahu keguguran tersebut disengaja DAS dan ARF via obat. -Maulana Pamuji Gusti-Harian Disway-

Atau, dalam bahasa yang muncul berulang-ulang di seluruh rancangan undang-undang, ”rendering atau animasi berkualitas tinggi yang dihasilkan komputer” yang memperlihatkan ”setiap tahap perkembangan manusia di dalam rahim, mencatat penanda penting dalam pertumbuhan sel dan perkembangan organ untuk setiap penanda penting kehamilan hingga kelahiran”.

Ruang kelas SMA di sana diharapkan menjadi garda terdepan dalam perang aborsi pasca-Roe v Wade karena aktivis konservatif makin mengaitkan serangan mereka terhadap aborsi dengan ketidaksukaan mereka terhadap pendidikan seks yang membahas alternatif untuk pantang berhubungan seks sebelum menikah. 

Roe v Wade adalah sebuah perkara hukum di AS yang jadi tonggak sejarah proses timbul tenggelam aborsi dalam aturan hukum di sana. Kasusnya: Jane Roe dan kawan-kawan menggugat jaksa Dallas County Henry Wade (Roe v Wade) yang melarang aborsi.

Perjalanan kasus itu panjang. Konflik antara aspirasi yang memperjuangkan hak hidup manusia sejak janin melawan hak perempuan untuk aborsi. Diperdebatkan pada 13 Desember 1971, lalu berhenti. Menghilang. Diperdebatkan lagi 11 Oktober 1972. Lalu, menghilang lagi. Akhirnya diputuskan Mahkamah Agung AS, 22 Januari 1973, bahwa aborsi tidak melanggar hukum. Sampai sekarang. Tapi, beberapa negara bagian tetap melarang aborsi.

Terbaru, muncul video Meet Baby Olivia yang memperjuangkan agar undang-undang melarang aborsi. Jadilah perdebatan seru lagi, antara kelompok yang memperjuangkan hak hidup manusia sejak embrio melawan pendapat yang menyatakan hak perempuan melakukan aborsi, dan sudah diterapkan hukum pidana. 

Perlawanan kelompok antiaborsi Live Action terhadap hukum formal di sana melalui Meet Baby Olivia sudah tembus ke beberapa negara bagian. Bentuknya adalah munculnya RUU agar video tersebut dijadikan wajib tonton di SMA.

Maksud Live Action, keindahan manusia ciptaan Tuhan seperti tergambar dalam video tersebut janganlah dibunuh melalui aborsi. Sebab, ”Olivia” ciptaan Tuhan yang indah. Bermula dari menyatunya sperma dengan sel telur.

Meet Baby Olivia ditentang keras oleh American College of Obstetricians and Gynecologists. Itu organisasi top di AS untuk dokter spesialis kandungan dan ginekologi. Mereka menyatakan, Meet Baby Olivia dirancang untuk memanipulasi emosi pemirsa, alih-alih untuk berbagi informasi ilmiah berbasis bukti tentang perkembangan embrio dan janin.

Menurut pihak American College of Obstetricians and Gynecologists, belum ada riset ilmiah yang menyatakan bahwa bersatunya sperma dan sel telur adalah awal kehidupan. Maka, kesimpulan tentang itu di Meet Baby Olivia adalah menyesatkan publik.

Kendati, 12 negara bagian kini sudah menyusun RUU tentang wajib tonton video itu di SMA. Tujuh dari 12 negara bagian tempat RUU tersebut diperkenalkan, ada juga yang sudah disahkan, adalah negara bagian yang semula melarang aborsi. 

Sejauh tahun ini, badan legislatif negara bagian telah mempertimbangkan sedikitnya 135 RUU pendidikan seks. Itu jumlah yang memecahkan rekor, menurut analisis CNN. Enam puluh persen dari RUU tersebut akan membatasi pendidikan seks dalam beberapa cara.

Ya, sudah… Biarkan saja perdebatan orang AS sampai berbusa-busa. Aborsi di Indonesia adalah ilegal. Titik. Meskipun, banyak aborsi sembunyi-sembunyi, yang membahayakan keselamatan ibu. Sebab, dengan dilarang UU, sekarang pun tetap banyak aborsi, apalagi seandainya dibebaskan. (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: