Perjalanan Deni Wicaksono Pimpinan DPRD Jatim Termuda, dari Naik Angkot ke Kursi Parlemen
Wakil Ketua DPRD Jatim Deni Wicaksono.-Dok PDIP Jatim -Harian Disway
Berawal dari kehidupan sederhana di Gresik dan perjuangan sebagai aktivis mahasiswa Unair, Deni Wicaksono kini mencetak sejarah sebagai Wakil Ketua DPRD Jawa Timur termuda periode 2024-2029. Di usia 43 tahun, politisi PDIP itu sudah mengembang tugas yang biasa diisi para senior partai.
“Mohon doanya, semoga tugas ini bisa kami jalankan secara optimal untuk kepentingan masyarakat luas,” ujar Deni singkat, Sabtu, 12 Oktober 2024.
Deni, yang lahir di Gresik pada 18 Juli 1981, berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya hanya lulusan SMP dan pensiun sebagai PNS berpangkat rendah, sementara ibunya hanya menamatkan sekolah hingga kelas 3 Sekolah Rakyat.
“Bapak dan Ibu mengajarkan arti kerja keras kepada anak-anaknya. Mereka mungkin berpendidikan rendah, tapi ingin anak-anaknya bersekolah setinggi mungkin,” kenang Deni.
Masa kecilnya dihabiskan di Gresik. Ia alumni SD 3 YWSG dan SMPN 1 Gresik, sebelum melanjutkan ke SMAN 9 Surabaya. Setiap hari, Deni harus menumpang bus antar jemput milik PT. Petrokimia atau naik angkutan kota rute Gresik-Surabaya.
"Saat SMA, saya menumpang Bus antar jemput atau naik angkutan kota Surabaya-Gresik setiap hari,” ujarnya.
BACA JUGA:Anggota DPRD Jatim Komisi E Deni Wicaksono:
BACA JUGA:PDIP Jatim Yakin Menang Besar di Jember untuk Pilgub dan Pilbup
Setelah lulus SMA, Deni diterima di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), sebuah pencapaian besar bagi dirinya dan keluarganya.
“Waktu itu tekad saya cuma satu, pokoknya kuliah di kampus negeri biar bapak dan ibu tidak terlalu berat menanggung biaya kuliah,” ujar Deni.
Selama masa kuliah, Deni aktif sebagai aktivis, memperjuangkan berbagai isu masyarakat. Ia bergabung dengan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan terpilih menjadi Presiden BEM FISIP Unair serta Ketua Presidium BEM Unair periode 2004-2005.
Potret Wakil Ketua DPRD Jatim Deni Wicaksono saat masih jadi aktivis.-Dok Deni Wicaksono-
Namun, perjalanan kuliahnya tidak selalu mudah. Deni pernah diusir dari tempat kos karena tidak mampu membayar sewa.
“Saya diusir dari kos karena tidak mampu bayar. Saya bawa baju dan buku ke Komisariat GMNI dan tidur di sekretariat BEM di Student Center FISIP Unair,” ungkapnya.
Meski menghadapi berbagai kesulitan, Deni tidak pernah menyerah. Ia justru semakin gigih berjuang dan belajar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: