Yahya Sinwar Tewas dalam Operasi Militer Israel, Khaled Meshaal Ambil Alih Kepemimpin Hamas

Yahya Sinwar Tewas dalam Operasi Militer Israel, Khaled Meshaal Ambil Alih Kepemimpin Hamas

Khaled Meshaal mengambil alih kepemimpinan Hamas setelah kematian pemimpin mereka Yahya Sinwar dalam operasi militer Israel. Dikutip dari situs berita Lebanon LBCI pada Jumat, 18 Oktober 2024, Meshaal menjabat sebagai pemimpin sementara Hamas. --

HARIAN DISWAY - Khaled Meshaal mengambil alih kepemimpinan Hamas setelah kematian pemimpin sebelumnya Yahya Sinwar dalam operasi militer Israel. Dikutip dari situs berita Lebanon LBCI pada Jumat, 18 Oktober 2024, Meshaal menjabat sebagai pemimpin sementara Hamas.

Ia ditunjuk menggantikan Yahya Sinwar. Ialah sekarang yang bertanggung jawab untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak penting yang terlibat dalam perundingan dan pembicaraan soal pembebasan para sandera Israel.

Meshaal dikenal sebagai politikus Palestina yang sempat diasingkan selama 1996-2017 ketika menjabat sebagai Kepala Biro Politik Hamas. Lalu, ia ditunjuk untuk menjadi Kepala Kantor Hamas untuk pengungsi dan orang buangan Palestina pada 2021.

BACA JUGA: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, ini Respons Netanyahu dan Joe Biden

Meshaal juga menjadi pejabat Hamas paling senior di luar Jalur Gaza. Belum pasti apakah Meshaal meneruskan pola perjuangan yang sama dengan Sinwar. Meshaal sendiri memiliki riwayat panjang sebagai tokoh sentral dalam strategi diplomatis Hamas.

Namun juga memiliki pandangan yang lebih moderat daripada beberapa anggota lainnya dalam organisasi tersebut. Di sisi lain, kematian Yahya Sinwar juga telah dikonfirmasi oleh salah satu pejabat senior Hamas, Khalil Hayya.

Hayya mengatakan kelompok Palestina menghormati kenangan akan martir yang gugur. Ia menggambarkan pemimpin Hamas tersebut sebagai sosok yang teguh, berani, dan tak kenal takut. “Sinwar mengorbankan hidupnya demi pembebasan kita,” jelas Hayya.

BACA JUGA: Profil Yahya Sinwar, Pemimpin Baru Hamas yang Habiskan 23 Tahun Hidup di Penjara Israel

"Dia menemui ajalnya dengan berdiri gagah berani, dengan kepala tegak, memegang senjata api, menembak hingga napas terakhir, hingga saat-saat terakhir hidupnya,” ujarnya. "(Sinwar) telah menjalani seluruh hidupnya sebagai pejuang suci," katanya.

"Sejak awal, dia terlibat dalam perjuangannya sebagai pejuang yang melawan. Dia berdiri teguh di balik jeruji besi Israel dan setelah dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran, dia melanjutkan perjuangannya dan dedikasinya demi tujuan," pungkasnya.

Melansir dari LBCI, pimpinan Hamas telah mengonfirmasi kepada para pejabat di Turki, Qatar, dan Mesir, bahwa Yahya Sinwar memang sudah meninggal dunia. Pimpinan Hamas menginformasikan kepada para pejabat Turki, Qatar, dan Mesir.

BACA JUGA: Israel Bom Tenda Pengungsi di RS Syuhada Al-Aqsa, 4 Orang Terbakar Hidup-Hidup

Mengenai kematian kepala biro politiknya, Yahya Sinwar, dalam operasi Tel al-Sultan," ujarnya. "Hamas menekankan bahwa setelah pembunuhan, negosiasi pertukaran tawanan dan penghentian perang akan menjadi semakin sulit dan semakin kompleks," lanjutnya.

Selain itu, meninggalnya Yahya Sinwar juga disebut turut dibahas dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Perdana Menteri (PM) serta Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: