Diungkap, Bohir Gangster di Semarang
Sebuah foto yang viral di media sosial, nampak kepala anggota gangster tertancap celurit dengan luka cukup parah. --
Kalau sampai anggota tertangkap itu membocorkan, disebut oleh geng sebagai pengkhianat (pentiti). Hukuman buat pentiti adalah mati, termasuk anggota keluarganya.
Kisah tentang mafia sehingga diberitakan media massa dan dibukukan pasti akibat bocoran dari pentiti. Baik bocor alus maupun kasar. Supaya mereka bisa membocorkan, aparat penegak hukum AS memberikan jaminan keselamatan bagi mereka.
Biasanya pentiti yang tidak punya keluarga. Sebab, kalau berkeluarga lebih sulit dilindungi.
Salah seorang pentiti, Joseph Valachi, memberikan kesaksian di depan Subkomite Tetap Investigasi Komite Operasi Pemerintah Senat AS pada 1963. Dikenal sebagai sidang Valachi.
Ia mengungkapkan bahwa mafioso AS merujuk organisasi mereka dengan istilah cosa nostra. Kemudian, FBI (Federal Bureau of Investigation) menambahi kata ”la”, menjadi la cosa nostra.
Pada 1984, muncul pentiti bernama Tommaso Buscetta. Ia mengungkapkan kepada hakim Italia antimafia, Giovanni Falcone, bahwa istilah itu juga digunakan mafia Sisilia. Buscetta menolak kata ”mafia” sebagai ciptaan sastra belaka. Melainkan, benar-benar organisasi kriminal.
Mafia di AS tamat riwayatnya sejak pemerintah menerbitkan RICO (Racketeer Influenced and Corrupt Organizations) Act. Itu adalah undang-undang federal yang melarang organisasi kriminal mengambil keuntungan dari bisnis yang sah atau menjalankan bisnis mereka sendiri. RICO Act diterbitkan dan langsung disahkan pada 1970.
Berdasar RICO, organisasi atau kelompok mafia atau semacam mafia adalah ilegal. Jika ditemukan kelompok gangster itu, meskipun mereka belum bertindak apa-apa, anggotanya langsung dibui. Sejak itu, 1970, mafia is the end.
Kini, 54 tahun kemudian, masak di Indonesia muncul gangster yang didanai duit bandar judi? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: