Mengupas Sisi Maskulinitas dan Feminitas dalam Film Habibie & Ainun 1
POSTER Film Habibie & Ainun 1.-www.imdb.com-
Dalam masyarakat modern, film Habibie & Ainun 1 masih tetap relevan untuk didiskusikan. Saat ini kita melihat makin banyak perempuan yang berani mengejar karier dan ambisi mereka, tetapi masih banyak juga tantangan yang harus dilakukan untuk mencapai kesetaraan gender itu sendiri.
Kisah Habibie dan Ainun menunjukkan bahwa cinta sejati tidak harus mengorbankan satu sama lain. Dalam hubungan yang sehat, maskulinitas maupun feminitas dapat saling melengkapi. Kedua pihak pun harus merasa diberdayakan untuk mengejar impian mereka.
Di sepanjang film, kita menyaksikan Ainun selalu setia mendampingi Habibie dalam perjalanan hidupnya. Meskipun memiliki ambisi yang besar sebagai seorang dokter, Ainun memilih untuk mengorbankan mimpinya demi mendukung karier suaminya.
Namun, pengorbanan itu bukanlah cermin dari ketidakberdayaan perempuan, melainkan sebuah pilihan yang mencerminkan cinta dan komitmen.
Di balik kisah cinta itu, kita juga melihat bahwa posisi perempuan dalam masyarakat pada saat itu sering kali terbatasi oleh norma-norma sosial yang mengharuskan mereka untuk mengutamakan peran sebagai istri dan pendukung suami.
Sementara itu, maskulinitas Habibie ditunjukkan sebagai sosok yang ambisius dan berani, tetapu tidak berarti mengabaikan sisi lembutnya sebagai seorang suami yang selalu menghargai pasangannya.
Dengan demikian, film tersebut tidak hanya menyajikan kisah cinta, tetapi juga menjadi cermin bagi kita untuk merenungkan bagaimana peran maskulinitas dan feminitas dapat saling berkaitan dan seimbang dalam membentuk kehidupan sosial. (*)
*)Gantari Shafa adalah mahasiswa Ilmu Komunikasi di Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yang sedang menempuh mata kuliah komunikasi gender, dibimbing oleh Dr. Merry Fridha Tri Palupi, M.Si.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: